Gibahin sampah rasanya tidak akan pernah selesai. Sampah dari rumah tangga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah perlu ada koordianasi yang jelas untuk meminimalkan sampah yang dibuang di TPA. Semakin banyak sampah yang dibuang tanpa ada filter dari masyarakat maka semakin menumpuk sampah di tempat pembuangan akhir.
Hal sederhana yang bisa dilakukan adalah melakukan gerakan pengolahan sampah dari lingkup sekolah. Kira-kira ada nggak ya sekolah yang ramah lingkungan? Ada, SMP 6 Sidoarjo salah satunya. Kantin sekolah tidak menyediakan kresek, plastik, jadi kalau mau beli banyak pejual kantin menyediakan beberapa wadah yang boleh dibawa siswa dan dikembalikan lagi ke kantin.
Mau minum es? Minum di tempat pakai gelas atom, kalian tidak akan menemukan cup gelas plastik dengan sil penutup plastik dan sedotannya karena jelas tidak ramah lingkungan. Minum di bawa ke kelas? Yan gelas atom tadi di bawa ke kelas selesai dikembalikan ke kantin.
Wah benar-benar support ramah lingkungan no kresek no plastik. Kira-kira sekolah lain ada nggak ya?.
Mengatasi sampah plastik di tingkat sekolah beragam tergantung dari tingkatnya. Oke aku bakal beri tips ke kalian cara mengatasi sampah plastik di tingkat sekolah SD/MI.
1. Cuci dan Keringkan Sampah Plastik
Aku sedikit cerita ke kalian, sekolah tempat aku mengajar selama kurang lebih 3 tahun tidak ada kantin karena keterbasan lahan. Anak-anak diwajibkan membawa bekal dari sekolah, di tahun ke 4 sekolah membuka kantin atas respon beberapa walimurid yang tidak sempat menyiapkan bekal untuk anaknya. beri uang saku, di sekolah bisa jajan sepuasnya. Kantin di sekolah adalah kantin siap saji, maksudnya makanan yang dijual sudah dipacking seukuran makanan/minuman anak-anak.
Misalkan beli piscok, sudah ready piscok wadah mika plastik harga Rp. 3000. Dengan alasan kalau tidak bikin kontor kantin, karena tempat yang digunakan adalah tempat swadaya sementara yang sewaktu-waktu bisa dipindah.
So kalian bisa bayangkan misalkan satu siswa membeli dua macam untuk satu kelas saja, sudah berapa mikan tertumpuk di tempat sampah saat selesai jam istirahat.
Lalu apa solusinya? Jika memang belum bisa menghadirkan kantin model warung, pihak sekolah membuatkan regulasi tindakan semestinya yang harus dilakukan. 1) mencuci bekas mika plastik kemudian dikeringkan, 2) termasuk cuci cup gelas minuman kemudian dikeringkan, 3) anak-anak selalu dilibatkan untuk bertanggung terhadap bekas benda yang dipakai.
Kenapa harus dicuci? Sampah yang menumpuk kebanyakan sampah bekas makanan yang tidak dibersihkan sebelum dibuang. Setelah dicuci dan dikeringkan barulah disotir untuk dijual ke tukang rombeng.
2. Dihimbau Membawa Bekal Dari Rumah
Selain minim sampah plastik bisa minim pengeluaran emak-emak kan hehe. No gengsi bawa bekal meski isi bekalnya tidak se-estetik punya teman-temannya. Guru juga harus memotivasi anak didiknya bahwa masakan Ibu adalah masakan tiada tandingan. Membawa bekal makanan tidak harus mahal, nasi dengan lauk tahu tempe, sayur dan sambe kecap saja sudah luar biasa nikmat.
Plus bawa tumbler di setiap kegiatan sekolah, dari pribadi guru sendiri harus membudayakan membawa tumbler sebagai aksi kecil. Jangan karena tidak cocok dengan air isi ulang di sekolah, beberapa guru inisiatif membeli minuman botol plastik beberapa dus sebagai stok sendiri. Emang salah? Hmm gimana ya, asalkan bisa memanfaatkan penggunaan botol plastik ya tidak apa, tapi kalo sudah habis terus dibuang ya gimana ya tidak ada aksi peduli yang berkelanjutan.
3. Sekolah Menyediakan Air Isi Ulang Yang Terjamin Kebersihannya
Di beberapa sekolah sudah menerapkan hal ini. terutama sekolah-sekolah full day, yang mana botol air minum mereka akan habis saat jam istirahat pertama. Jadi sesegera mungkin di refill.
Pihak sekolah harus memberikan perhatian dispenser air isi ulang untuk anak-anak, dipastikan air yang digunakan higenis, tempat isi ulang tidak berlumut. OB atau petugas kebersihan memastikan dispenser tidak dalam kondisi habis, sesegera mungkin diganti jika habis.
4. Kerjasama Pihak Sekolah Dalam Mengolah Sampah
Sekolah tidak bisa membatasi 100% siswa tidak no plastik, pasti ada beberapa keadaan siswa harus menggunakan plastik karena mungkin keterbatasan biaya, mencari praktisnya. Misalnya kedua orangta sibuk di pagi hari tidak sempat menyiapkan bekal, orangtua membelikan jajan kemasan siap makan di toko. Hal seperti itu pihak sekolah tidak bisa menyalahkan sepenuhnya. Karena ada beberapa keadaan yang tidak bisa dikontrol oleh sekolah.
Lalu apa solusinya? Jika sudah telanjur maka guru bisa menerapkan cara pengolahan dijadikan prakarya untuk kegiatan belajar siswa.
1. Membuat Kursi Ecobrik
Kalian tidak asing dengan projek ecobrik ini, karena masuk projek P5 di sekolah. Bahan utamanya adalah plastik. Jenis sampah plastiknya bermacam-macam mulai dari kemasan makanan, kemasan sabun cuci, sampai kresek. Semua plastik tadi dikumpulkan, dicuci bersih lalu dijemur dibawah sinar matahari.
Selanjutnya siapkan botol plastik ukuran 1,5 liter sebagai tempat menaruh sampah plastik tadi. Kumpulkan botol dalam jumlah banyak jangan lupa dibersihkan dulu sebelum digunakan.
- masukkan sampah plastik kering yang sudah dipotong kecil-kecil
- dorong dan padatkan sampah plastik dengan tongkat
- setelah benar-benar padat tutup dengan penutupnya
- lakukan pengisian ke botol-botol lain sampai tidak ada yang tersisa
- sambung semua botol yang sudah terisi ecobrik jadi satu menggunakan lem atau solasi bagian atas dan samping.
Berapakah berat ecobrik setiap botol bervolume 1500 mililiter atau 1,5 liter? Sekitar 495 gram. Sedangkan berat botol volumen 600 ml beratnya minimal 198 gram
Biar hasilnya lebih estetik, bagian luar diberi cover kain warna yang senada untuk menambah kesan lebih mewah.
2. Bunga Dari Plastik
https://www.rumahmesin.com/kerajinan-bunga-dari-plastik/
Anak-anak bisa menggunakan sampah bekas makanan atau sampah bekas deterjen di rumah.
Alat dan bahan
- gunting
- spidol
- cetakan bulat
- jarum
- limbah plastik
- kawat
- lem tembak
Langkah –langkah
1 bersihkan plastik bekas makan atau deterjen. Pastikan sudah tidak ada bekas di plastiknya.
2 jemur plastik hingga kering hal ini penting agar plastik mudah dibentuk sesuai keinginan.
3 bentuk plastik dengan cetakan berbentuk bulat, kalian bisa menggunakan cetakan doubel tape.
4 setelah semua plastik diguntig berbentuk bulat, buat rawis dengan gunting kecil. Pastikan potongannnya jangan terlalu besar dan sisakan bagian tengahnya
5 tusuk bagian tengah plastik bekas menggunakan jarum
6 masukkan satu persatu dengan hati-hati, kemudian rekatkan dengan lem tembak. Lakukan smpai semua bahan habis
7 tusukkan semua plastik yang sudah dibentuk ke dalam isi lem tembak
Bunga plastik daur ulang sudah dapat dipajang di meja guru
3. Tempat Tisu Dari Tutup Botol
Waduh mengolah sampah tidak semudah berbicara ya. tugas guru lebih berat ya sekarang? Jadi guru harus kreatif ya? wah banyak banget tuntutannya?. Sebenarnya bukan tuntutan, lebih ke kepedulian dan empati. Tidak harus lihat membuat kerajinan, dengan mengolah kembali sampah yang sudah beredar bisa jadi aksi kecil menyelamatkan lingkungan.
ah aku bukan guru kreatif? Tenang ada youtube, percaya deh siswa-siswi di sekolah jauh lebih kreatif saat diberik tantangan. Semangat bekerja sama dan bersatu mengolah sampah di lingkungan untuk penghuni sekolah.
Sumber
https://www.youtube.com/watch?app=desktop&v=cwHixbP3kR0
https://www.orami.co.id/magazine/kerajinan-dari-plastik?page=all
Posting Komentar
Posting Komentar