Alhamdulillahirobbil alamin tepat hari ini 12 Rabi’ul awal junjungan umat islam dilahirkan. Muhammad SAW membawa risalah untuk umatnya, pemersatu umat di segala penjuru. Kelahirannya sangat ditunggu, sudah selayaknya kita yang telahir sebagai umat akhir zaman terus meneladani sifat, akhlak Nabi Muhammad SAW.
Dimasa sekarang pemuda-pemudi Islam digoyahkan namanya idol korea, film dunia barat. Dimana mereka berhasil menghipnotis kaum remaja Islam agar mencintai mereka seolah mereka adalah separuh jantungnya. Astgafirullahadzim secara sengaja para pembenci Islam sudah mempersiapkan rencana tersebut untuk merusal moral, akhlaq remaja Islam sekaligus melupakan siapakah yang harus dicintai dan diidolakan remaja Islam.
Dalam momen memperingati maulid nabi muhammad 1444 Hijriyah kali ini, aku dan ustadzah di TPQ Nurul Huda mengadakan sholawat bersama di hari malam sebelum tanggal 12 Rabi’ul Awal tepatnya di hari Kamis. Kalau kata orang jawa memperingati hari Islam dilaksanakan hari menjelang karena pada hari sesudah mahgrib sudah berganti hari esok.
Anak-anak memang belum familiar acara diba’an barzanji. Kitab diba’ berisikan sejarang junjungan itab nabi muhammad SAW yang digubah dalam bentuk prosa yang indah atas nama cinta serta syair –syair pujian (madah) penuh kerinduan kepada manusia terpilih sang kekasih Allah.
Yah tidak semua anak-anak bisa melafalkan diba’, alhamdulillah aku cukup terbantu dengan anak yang tidak jadi mondok. Akhirnya dia kembali pulang, mengaji lagi di TPQ. Nah dialah yang membaca bacaan dibaan, sholawatannya dilantunkan bersama-sama.
Selesai diba’an acara ditutup dengan ice breaking tepuk Nabi Muhammad. Tujuannya agar anak-anak selalu ingat siapa sosok yang merek kagumi dan teladani sampai akhir hayat nanti.
Alhamdulillah part yang ditunggu anak-anak pembagian nasi kotak dan jajan. Kenapa ya tiap mauludan bawa jajan? Saat di mekkah acara mauludan diakhir dengan makan nasi kebuli bersama-sama, nah sedangkan di Indonesia acara kumpul-kumpul sebelum Islam adalah menyembah animisme dan dinamisme, dimana berkumpul makan daging babi, minum arak, membawa sesajen dan mendoakan roh halus.
Oleh para walisongo hal tersebut diubah masyarakat datang membawa beragam makanan berkumpul disuatu tempat. Acara pemujaan diganti dengan sholawatan sareng-sareng. Karena masing-masing orang membawa makanan beragam agar yang lain bisa sama-sama menikmat, makanan tersebut dijadikan satu agar semua bisa merasakan.
Sama hal nya anak-anak TPQ Nurul Huda membawa dua nasi kotak, nanti nasi kotak tersebut dikumpulkan jadi satu, nah tiap anak tidak akan dapat nasi yang dibawa sekaligus tiap anak dapat jajan yang disediakan TPQ.
Ah seru melihat anak-anak tersenyum girang dapat kresekan nasi kotak + jajan. Bahagianya itu sampai ke ubun-ubun. Hal paling ditunggu-tunggu setiap acara mauludan dapat nasi + jajan, sederhana tapi penu sarat makna.
Kita juga tidak melupakan tetangga kanan-kiri TPQ Nurul Huda, dibagikan tiap rumah nasi kotak. Alhamdulillah semua ikut merasakan nikmatnya memperingati mauludan saling berbagi sesama.
Memang benar kata orangtua “Kalau acara mauludan nggak perlu takut mau masak apa, inshaallah banyak makanan turah-turah”. Dan itu terbukti masyaallah acara mauludan benar-benar membawa berkah bagi kita semua.
Semoga ditahun depan kita semua bisa kembali bertemu dan memperingati kembali hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Posting Komentar
Posting Komentar