Sebagai warga tanah air sudah selayaknya mencintai dan melestarikan seni karya senimana tanah air kita tercinta. WS Rendra salah satunya, aku sering sekilas mendengar, membaca nama WS Rendra tapi tak sekalipun rasa penasaranku itu muncul akan sosok tersebut. Bukan terkesan sombong, memang diri ini pada dasarnya haus infomarsi karya anak bangsa sendiri.
Berhubung kali ini ikutan pendafaran ODOP terus masuk grup kecil bernama WS Rendra, mau tak mau akui harus mempelajari siapa sosok itu.
Lahir 7 November 1935 di Solo, Jawa Tengah.Willibrodus Surendra Broto itu nama aslinya. Rendra terkenal sosok seniman dan sastrawan besar berjuluk si burung merah, ia dibesarkan keluarga katolik dalam lingkungan budaya Jawa. Tumbuh besar di lingkungan seni dan budaya, Rendra menjelama sebagai sosok seniman ulung yang telah menghasilkan seabrek karya sastra, puisi, naskah drama, cerpen dan lainnya.
Selama perjalanannya Rendra tak hanya mendapatkan puja-puji saja, ia juga pernah dicaci dan dimaki, namun tidak menyurutkan gairah terus berkaya.
Karya yang dilahirkan Ballada Orang-orang Tercinta (1957) yang merupakan kumpulan balada yang ditulis pada usia 20 tahun dan Rendra:4 kumpulan sajak (1961). Wagelash umur 20 tahun udah menghasilkan karya, aku diumur segitu masih jajan pop ice.
Beberapa karya diantaranya: Sajak Kesaksian Akhir Abad, Sajak sebatang Lisoag, Kecoa Pembangunan, Sajak Bulan Mei 1998 di Indonesia , Maskumambang, Angin Tjerita, Asap Api di Mata.
Penasaran bagaimana sajak WS Rendra? Yuk simak berikut ini
Orang-orang Miskin
Orang-orang miskin di jalanan
Yang tinggal di dalam sekolahan
Yang kalah dalam pergulatan
Yang dieldak oleh impian
Janganlah mereka ditinggalkan
Angin membawa bau baju mereka
Rambut mereka melekat di bulan purnama
Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala
Mengandung buah cakrawala
Orang-orang miskin, orang-orang berdosa
Bayi gelap dalam batin, rumput dan lumut jalan raya
Tak biasa kau abaikan
Bila kamu remehkan mereka
Di jalan kamu akan diberi bayangan
Tidurmu akan penuh igauan
Dan bahasa anak-anakmu suka kamu terka
Jangan kamu bilang negara ini kaya
Karena orang-orang berkembang di kota dan di desa
Jangan kau bulang diriku kaya
Bila tetanggamu memakan bangkai kucingnya
Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu
Dan perlu diusulkan agar bertemu presiden tak perlu berdasi seperti koloni Belanda
Dan tentara di jalanan jangan bebas memukul mahasiswa
Orang-orang miskin di jalan
Masuk ke dalam tidur malammu
Perempuan-perempuan bunga raya
Menyuapi putra-putramu
Tangan-tangan kotor dari jalanan
Meraba-raba kaca jendelamau
Mereka tak
bisa kamu biarkan
Jumlah mereka tak bisa kamu mistik menjadi nol
Mereka akan menjadi pertanyaan yang mencegatt ideologimu
Gigi mereka yang kuning akan meringis di muka agamamu
Kuman-kuman sipilis dan tbc dari gang-gang gelap akan hinggap di gorden presidenan dan buku progamma gedung kesenian.
Orang-orang miskin berbaris sepanjang sejarah, bagai udara panas yang selalu ada, bagai gerimis yang selalu membayang.
Orang-orang miskin menganggkat pisau-pisau tertuju ke dada kita, atau ke dada mereka sendiri.
O, kenangkanlah: orang-orang miskin juga berasal dari kemah Ibrahim
Yogya, 4 Februari 1978
Potret Pembangunaan dalam puisi
Rendra hadir sebagai getar-getir batik di sajak-sajak yang ia tulis dan dibaca oleh para pecinta, pengagum, keluarga, sahabat, dan siapapun yang sempat membacanya. Ia tegas dan tidak ada kompromi bagi ketidakadilan, karena di masa hidupnya ia begitu lantang memprotes sistem pemerintah.
Ia menggeluti dunia sandiwara, juga menempuh pendidikan di new York, Amerika. Rendra menjadi orang pertama yang mendapat kesempatan menempuh pendidikan drama di Amerika Academy of Dramatic Art, mempelajari gerak indah dan latihan improvisasi di Erdman’s Scholl of Medan setelah tiba di Asia , Rendra mengajar drama di fakultas sastra barat Gama Jogja, kemudian mendirikan bengkel teater yang mewadahi seniman-seniman lainnya.
Kontroversi
Banyak desas-desus mengenai sosok WS Rendra yang aktif tampil menyuarakan kondisi rakyat melalui sajak yang ia tulis. Nah ternyata Rendra pernah ditangkap bersama Azwar AN dan Maradjari Hutasuhut oleh petugas komandio Garnisan Ibu Kota selama satu malam menginap di tahanan. Penangkapan itu dilandasi karena disinyalir acara itu ditunggangi pihak ketiga, Rendra dianggap menghasut orang-orang dengan pembacaan puisinya di Taman Ismail Marzuki.
Posting Komentar
Posting Komentar