Aku dan sebagian kalian yang memilih bekerja diluar rumah tentu tidak asing dengan berkendara, baik itu motor atau mobil. Dengan kita menggunakan jalan raya sebagai akses menuju tempat kerja, tak ayal dan tak bukan jalan raya menopang segala bentuk permohonan dan permintaan penggunanya. Coba aja kalau jalan raya itu bisa berkomentar masalah dirinya yang sering terluka karena muatan truk yang overload, terkena seprihan kaca ketika kecelakaan beruntun, berlubang becek kena air hujan, duh bisa dipastikan mengerikan kalau mendengar jeritan jalan raya.
Berkendara di jalan raya hampir seperti kita bergabung di tengah-tengah masyarakat. Pengguna jalan raya beragam dari mulai remaja, kaum muda, tua bahkan baru-baru ini bergabung adalah kaum anak-anak sudah mahir mengendarai motor, yah walaupun skill nya cukup menakutkan bagi pengendara lain.
Salah satu syarat berkendara adalah bisa mengendarainya eh ya jelas emang, tidak cukup bisa tapi mampu mengendarainya selanjutnya memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). Hayo siapa yang belum punya SIM tapi sudah keliling kota, antar provinsi lagi. Masih untung nggak kena tilang belum kena apesnya aja tuh anak. Nah untuk bisa mendapatkan SIM pastinya tidak mudah dong, harus mendaftar, tes tulis kalau lulus praktek berkendara, kalau nggak lulus ngulang daftar lagi sampai akhirnya polisinya iba karena udah daftar berkali-kali tapi nggak lulus-lulus, dengan berat hati makanya diluluskan hehe.
Aku bisa disebut anak jalanan yah meskipun nggak se god looking pemain di SCTV itu haha, jam 6 pagi sudah aktif lalu lalang di jalan raya, berbagai karakter ku amati baik-baik , pekerja kantoran, pekerja pabrik, orangtua mengantar anaknya sekolah tatap muka, orang pulang kulakan dari pasar, sampai orang jualan di pinggir jalan. Saat jam kerja atau jam pulang kantor saat itulah kesabaran kalian sebagai manusia sedang diuji. Akan banyak ditemukan sikap-sikap yang masyaallah, berikut kriterianya.
Ada yang bilang jalanan milik umum. Nyatanya kalau ada antrian karena ada truk besar mau masuk gudang tidak sabarnya masyaallah. Etika itunya loh dimana sih, gemes deh, pasti pak sopir yang mengendalikannya pengen cepet-cepet masuk gudang truknya tapi karena truk yang ia bawa besar dan panjang maka memerlukan waktu cukup ekstra. Kalian yang lagi nungguin sabar nggak kira-kira? Apalagi pas jam 1 siang gitu huwww gurih-gurih gimana gitu rasanya.
Kemaren aja ada truk container berapa fit gitu, saking tingginya sampai nyangkut kabel listrik, akhirnya kernetnya naik keatas membenarkan kabel agar bisa lewat truknya. Langsung saja antrian mobil di belakang panjang. Salah satu satpam dekat perumahan situ bilang “woy cepetan macet”. Aku batin ya memang harus sabar, kernetnya udah berusaha benerin kabelnya kok.
Mendahului seenaknya. Hayo siapa yang nggak sadar pernah melaukan kayak gini, atau sering mengalami malahan. Pasti kondisi jalanan ramai, padat. Tiap pengendara ingin cepat sampai tujuan sampai lupa melihat kaca spion saat akan mendahului. Perilaku seperti itu tidak menyenangkan memang, bisa menimbulkan kecelakaan beruntun.
Kalau misalnya itu terjadi antara pengedara , iya kalau tidak ada kerusakan parah, pengendara mungkin hanya kaget atau berkata kasar, kalau kendaraan yang disenggol tidak terima bisa jadi masalah besar nantinya.
Lampu TL baru hijau sudah klakson. Emm ini mah sering banget aku terima perlakuan kayak gini. Berasa orang tuli gitu, barusan hijau udah klakson nge-gas. Makanya kalau posisi berhentik di lampu TL pas dibarisan depan, selalu deh lihat lampu TL, biar nggak di klakson pas barusan hijau.
Ada sih memang yang harus di klakson pas di lampu TL, biasanya pengendara malah asyik balesin pesan whatsapp sampai nggak lihat lampu udah hijau. Yang kayak gini boleh sepuasnya di klaksonin gaes haha.
Klakson tidak jelas/seenaknya saat berkendara. Kalian pernah menjumpai nggak? Aku sih lumayan sering. Kukira aku yang salah lajur kok di klasonin terus, emang di dianya aja berasa pengen menguasai jalanan, yang menghalangi jalannya langsung tancap klakson. Harusnya tidak seperti, sesama pengedara mesti saling berbagi dan menghormati, semua orang punya kepentingan sama, makanya kalau ada keperluan sudah harus prepare waktu sebelumnya agar tidak kelabakan saat di jalan
Ada tulisan legend “kalau tergesa-gesa berangkat kemaren saja” gimana nyambung kan, ada benarnya juga memiliki attitude saat berkendara. Attitude tidak hanya di rumah, sekolah, kampus, tempat kerja, pasar, majlis, di jalan raya pun memerlukan agar selamat sampai tujuan.
Posting Komentar
Posting Komentar