Sabtu, 10 Juni 2021 kegiatan pelatihan atau bahasa kerennya coaching, training bersama Arif Santoso berlangsung di gedung sekolah MI Darul Hikam Gedangan Sidoarjo. Selama kurun 1 tahun mengabdi di Mi Darul Hikam, ini adalah acara kali pertama dilangsungkan. Suatu kebanggaan tersendiri bisa mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. Acara berlangsung dari pukul 08.00 pagi sampai pukul 15.00 sore dengan satu jam break ishoma pukul 12.00.
Sebelum kalian kepo apa aja sih yang dibahas selama satu hari lebih full itu, cus kepoin dulu keynote speaker training Motivasi Pelayanan.
Arif Santoso , C.NLC. Sejak tahun 2000 beliau menetap di Perumahan Mutiara Citra Asri K1/N. Dikenal sebagai konsultan pendidikan tapi ia lebih senang disebut sebagai pendamping di sekolah. Sebelum terjun sebagai praktisi pendidikan, sebelumnya ia bekerja di instansi konstruksi bagian analisis AMDAL dll. Karena sebuah alasan beliau mengundurkan diri demi ada regenerasi sekaligus mencari tantangan baru. Selain terkenal sebagai pembiacara dalam kegiatan coaching atau parenting, ia juga penulis buku Teacher as Coach.
Temanya adalah Motivasi Melayani di Sekolah, suatu penanganan yang terpinggirkan di sekolah-sekolah. Loh kok bisa? Sekolah tempat anak-anak bisa memperoleh hal baru baik itu pengalaman atau karakter anak terbentuk. Apakah hanya itu saja? Oh tentu tidak, setelah anak terdaftar dalam sebuah lembaga ada yang namanya komunikasi antar guru dan orangtua. Nah ini yang dimaksud, tugas guru tidak cukup hanya mentransfer of knowlede saja but transfer of value. Lalu apa yang perlu diperhatikan sekolah agar tetap bisa berlayar di tengah badai angin?
Purpose
Ustad Arif memberikan sebuah gambaran, ada sekolah Taman Kanak-kanak yang dikelola bersama RW bertempat di Balai Kelurahan. Masalahnya di lingkungan itu sudah ada banyak TK maju, gurunya kebingungan bagaimana mencari siswa di tengah-tengah TK yang sudah maju. Ustad Arif menjawab “Loh tugas guru itu mengajar bukan mencari siswa, tinggal usaha dulu selebihnya tangan Allah yang bergerak”. Singkat cerita tiba-tiba ada telfon masuk mengatakan ada 5 siswa mau mendaftar. Masyaallah bukan tangan Alllah, terakhir infonya TK itu menampung 25 siswa, ternyata sampai 30 dengan terpaksa menolak karena alasan konsisten. Kembali lagi pada tujuan awal mendirikan sekolah TK, jika sudah memiliki patokan yang harus dijaga, maka dengan hadirnya berbagai alasan tidak akan bisa mengubah kebijakan di awal.
Motivasi Melayani
Kita mengenal motivasi adalah dorongan, penyemangat, gerak jiwa dan perilaku seseorang untuk berbuat. Sama hal dengan pelayanan motivasi melayani bersalah dari dalam diri yang tentu diiringi niat tulus tanpa tekanan. Ada motivasi intrinsik dan ekstrinsik, mana yang lebih kuat dan dominan? Jawabannya motivasi intrinsik, kenapa? Karena yang bisa menggerakkan/mengubah pendirian seseorang berasal dari sendiri. lalu ekstrinsik tidak cukup berpengaruh? Tetap punya peran sama, hanya saja secara teknis motivasi ekstrinsik masih memerlukan perbandingan, pertimbangan lebih.
Contoh kejadian
“Ayo Hilda, 7 x 7 berapa?”
“51 Bu”
Kalian bisa nebak pastinya, apa jawaban guru (ambil contoh: 7 x 7 saja nggak bisa semalam ngapain saja nggak dihafalin, sudah seminggu kamu ini nggak bisa-bisa juga, kalau terus nggak ada permbangan gini nanti kamu nggak bisa masuk SMP neger.....i!!) ternyata jawaban semacam itu tidak sepantasnya diucapkan. Sebagai guru kita tidak pernah tahu kondisi siswa setelah atau selain di sekolah bisa jadi karena tiap malam harus bantu Ibunya jualan dipasar, atau pulang sekolah harus kerja part time sehingga ia kesulitan belajar.
Jawaban yang disarankan adalah “Sip kamu melangkah lebih maju”. Selanjutnya guru terus memberikan motivasi pada siswa agar tidak patah semangat.
Agar motivasi melayani berjalan sesuai struktur maka diperlukan visi dan misi. Karena yang mengikuti training diperuntukkan untuk guru, maka visi dan misi sekolah menjadi landasan utamanya. Pembentukan visi dan misi tentu tidaklah mudah, perlu menimbang, mengukur dan menilai lebih dulu, setelah di telurkan, visi dan misi hanya sebagai bentuk formalitas, betul? Sebagai sekolah seperti itu. Ternyata visi dan misi adalah toggak awal dan kelanjutan perfoma suatu sekolah bisa nilai layak atau tenggelam di tengah medan pendidikan zaman now. Tujuannya adalah 1) membiasakan memahami visi dan misi sekolah dengan baik, 2) menyelaraskan visi dan misi diri dengan visi dan misi sekolah 3) memastikan setiap siswa dan orang tua paham visi dan misi sekolah.
Ketika visi dan misi sudah dipahami, melekat dan mendarah daging maka tugas selanjutnya adalah memahami tiga pilar utama yakni integritas, komitmen dan tanggung jawab.
Integritas arti simpelnya melakukan apa yang diomongkan. Integritas memiliki hubungan dengan reputasi dan kepercayaan. Cirinya perbuatan atau tindakan sesuai dengan perkataan. Apa hubungan visi dan misi dengan integritas? Perupamaan seseorang menerima job lokasinya di desa terpojok, tapi pelayanannya sama ketika dapat job di hotel bintang 5. Contoh lain totalitas saat mengajar, sebelum pembelajaran berlangsung guru sudah menyiapkan perangkat pembelajaran, bahan ajar sehingga performa mengajar seorang guru tidak terkendala di tengah jalan.
Komitmen adalah tindakan untuk melakukan sesuatu atau gampangnya take it or left it. Ciri komitmen itu detil, menjalankan dengan sungguh-sungguh, customer adalah prioritas, membangun kerjasama tim, mempunyai motivasi hidup.
Tanggung jawab, keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu. Mendahulukan kewajiban daripada hal, mempertanggungjawabkan perbuatan dan menerima konsekuensi atas kesalahannya. Contoh kami sebagai trainer ada kegiatan di luar kota degan keberangkatan penerbangan hari ini, tiba-tiba saat pengecekan salah jadwal ternyata. Dengan rasa tanggungjawab gaji bulanan kami harus dipotong untuk mengganti tiket yang hangus tadi. Ciri-cirinya adalah melayani sepenuh hati, mampu menjelaskan apa yang dilakukan, mampu berkomunikasi dengan baik. contoh, guru datang terlambat 20 menit dan sudah konfirmasi, nanti jam pulang harus dilebihkan 20 menit sebagai ganti keterlambatan tadi.
Kesimpulan
Berdirinya sebuah lembaga jelas erat kaitannya dengan visi dan misi, karena dari situlah awal kerja keras, pengabdian warga sekolah dimulai. Dari mulai pengurus yayasan, Kepala Sekolan, dewan guru, komite sekolah, siswa-siswi. Untuk bisa menjalankan visi dan misi diperlukan orientasi jelas dan tersturktur, diantaranya berasumsi positif dan kompeten, membiasakan vibrasi emosi tinggi, membangun simpul dan saling terbuka. Itu adalah kunci keharmonisan dan kelanggengan.
Serasa ikutan acaranya. Full saya juga kebagian menyerap ilmunya...
BalasHapusMemang ya tugas guru itu bukan mencari murid. Tapi itu kenyataan yg terjadi di lapangan. Apalagi sekarang dana bos kan ditentukan oleh seberapa banyak siswa sekolah. Semakin banyak siswa, semakin besar dana bos nya... Percaya ga kalau guru di tempat saya ini jadinya punya sampingan ya mencari murid itu tadi
Hehehe...
kadang guru suka lupa ya untuk tidak men-judge. Saya punya pengalaman buruk dengan guru dan dosen yang menghakimi, sangat tidak terlupakan karena menyakitkan.
BalasHapusWah kita pernah merasakan hal yang sama soal judging ini mba niar. Saya juga punya pengalaman begitu. tanpa konfirmasi dan klarifikasi. Tapi akhirnya beliau yg minta maaf sih karena terbukti penghakimannya salah tapi tetep aja ga terlupakan
HapusUstadz Arif Santoso ini salah satu praktisi pendidikan yang aku jadikan pedoman kak. Banyak pandangan beliau yang sejalan menurutku.
BalasHapusSenang sekali ya kalo sekolah menghadirkan beliau untuk memberi pencerahan pada guru-guru.
Semoga semakin banyak sekolah yang mau memberi guru peluang belajar dari praktisi pendidikan yang kompeten.
Keren pastinya coaching bersama Arif Santoso ini. Insyaallah memberikan bnyk insight dan pencerahan baru utk guru dan sekolah
BalasHapusBerdirinya suatu lembaga memang harus punya visi dan misi ya mbak. Coachingnya keren nih mba. dan di Sidoarjo ya ternyata. Deketan kita
BalasHapusSetuju. Tanpa visi dan misi akan sulit untuk melangkah lebih jauh karena tidak ada tujuan yang jelas. Sehingga dengan adanya visi dan misi akan lebih fokus dalam setiap tindakan dan langkah yang diambil.
BalasHapusJadi terharu.
BalasHapusSungguh tugas guru itu memang melayani, bukan sibuk mencari murid. Nyatanya Allah SWT yang kemudian menggerakkan hati sampai menghadirkan para murid yang siap belajar. MasyaAllah.
Motivasi itu harus diperbaiki ya mba. Benar ini nasihat Ustaz Arif. Semua orang mungkin bisa saja bisa jadi pengajar yang baik, tapi gak semua orang bisa menjadi guru yang baik. Guru, digugu lan ditiru.
BalasHapusvisi dan misi ini memang sangat penting ya untuk mengarahlan lembaga mau ke arah mana. terharu baca ini, bahas tentang dunia pendidikan selalu menjadi hal yang menarik untuk saya
BalasHapusGuru yang seperti itu lah yang saya inginkan untuk mengajari anak saya....
BalasHapussemoga guru-guru kita tambah lebih mengedepankan adab ya ke depannya
Masyaallah tugas guru itu mengajar ya bukan mencari siswa, dengan meningkatnya kualitas guru insyaallah siswa akan datang dg sendirinya ya Mbak, Seneng banget bs ikutan acara bergizi kaya gini ya. Tfs
BalasHapusNah setuju tugas guru memberikan konsep pemahaman yang jelas untuk anak ya kak supaya anak didik mengerti apa yang telah dipelajari
BalasHapusMotivasi memang penting banget ya dimiliki dalam mencapai sesuatu. Nggak cuma buat lembaga, tapi juga buat personal.
BalasHapus