Ketika musik sudah menjadi nafas setiap umat, dimanapun ia berada tak kan terpisahkan. Di warung kopi, kafe, lebih ramai karena mengundang penyanyi untuk bermain musik disana, maka disanalah tempat kawula muda besorak tawa, bahagia, sedih, galau karena merasa musik mampu memahami betul kondisi jiwanya saat itu.
Musik dan lagu menjelma di seluruh telinga terutama kawula muda. Mulai dari lagu pop, lagu barat, lagu k-pop, sampai dangdut.
Bisa kalian buktikan, lokasi manakah yang tidak bisa lepas dari musik, tentu jawabannya adalah tidak ada. Musik menjadi separuh nafas setiap insan di dunia, walau sekadar mengiringi perjalanan hidup mereka baginya.
Sampai-sampai generasi penerus berkeinginan menjadi penyanyi, pemusik, walaupun ketika ditanya alasannya dia ingin menyalurkan bakatnya, tapi yang terbenak dalam fikirnya jelas ketenaran.
Hal ini ternyata memberikan peluang bagi beberapa kalangan untuk membuat suatu ajang pencarian bakat spesifik menyanyi. Tentu kalian hafal betul apa saja nama-namanya, mulai dari Indonesian Idol, Rising Star, The Voice, X-Factor, Pop Academy, Kontes Dangdut Indonesia, Liga Dangdut Indonesia.
Setiap tahun ajang pencarian bakat menyanyi selalu membuka lowongan baru, untuk mencetak suara-suara indah yang pantas dan layak di dengar warga plus 62 dengan sederet rintangan yang tidak mudah.
Beberapa jebolan penyanyi ajang pencarian bakat diantaranya adalah perempuan, ambil contoh Lyodra lulusan Indonesia Idol 2019, Fatin lulusan X-Factor 2013, Indah Nevertari lulusan Rising Star 2014, Vinota Sihombing lulusan The Voice 2019, Lesti Kejora lulusan D’Academy 2014, Meli dinobatkan pemeang LIDA 2020.
Hal ini semakin menguatkan eksistensi, bahwa wanita juga banyak yang jago dalam melantunkan syair. Ternyata dibalik maraknya bermunculan penyanyi wanita di dunia musik, kita semakin diingatkan akan pesan Rasulullah.
Ciri-ciri meteor menghantam bumi adalah apabila umatku telibat dan terjebak dalam kesalahan di akhir zaman. Pertama kata Nabi, apabila ditengah-tengah umatku sudah bermunculan banyak penyanyi-penyanyi wanita dimana-mana. Kedua, apabila musik dan alat-alat musik sudah disenangi dan digandrungi oleh umatku dan menyebar keman-mana. Ketiga, apabila minuman khamr (arak, alkohol, dll) barang-barang memabukkan sudah mudah didapatkan dimana-mana.
Menurut sumber terpercaya musik adalah adzan setan. Bagi mereka penikmat musik jelas akan memberontak tidak terima mendengarnya. Tapi bagi mereka yang masih mempertimbangkan, mungkin bisa dipercaya. Tentu sudah banyak potongan video beredar tentang konspirasi penyanyi barat, yang dalam tanda kutip musiknya mengandung ajakan kesesatan.
Terlepas dari konspirasi bahwa musik ciptaan orang barat dibuat untuk sebuah agenda penyesatan. Dan apakah sebenarnya kita sedang disesatkan pada jalan yang dibuat oleh sekelompok orang untuk sekelumit agenda rahasia? Iya bisa jadi.
Beredar sumber menyatakan, beberapa musik yang dinyanyikan penyanyi barat mengandung unsur satanic yang artinya pemujaan kepada setan. Kemudian nyanyian yang dinyanyikan boy band Korea mengandung unsur illuminati. Disebut-disebut tidak heran jika ketenaran boy band Korea yang sedang naik daun sekarang ini BTS ada campur tangan pihak lain.
Kembali pada persoalan jamaah warung kopi, cafe dengan sentuhan musik, tidak bisa dibohongi karena musik menimbulkan kebiasaan baru pada generasi muda diantaranya
- Keasyikan mendengarkan musik hingga menunda sholat, yang sebenarnya panggilan lebih darurat.
- Lebih senang menghafal lirik musik, daripada membaca al quran atau belajar mencoba menghafal al quran.
- Dengan musik kita tidak sadar seolah-seolah sedang men-Tuhankan manusia, karena merasa lirik yang dilantunkan begitu menusuk hati dan jiwa.
- Dengan musik, kita terus berkeinginan mengupdate kehidupan orang yang menyanyikan lagu itu, hingga terus memantau setiap aktivitas mereka lewat akun instagram. Yang sebenarnya tidak penting-penting dibanding mempelajari skill baru.
- Dengan musik kita jadi mengidolakan sosok yang tidak sepantasnya, yang harus kita idolakan adalah tokoh-tokoh Islam yang sudah melewati sejumlah peradaban.
Posting Komentar
Posting Komentar