freepik.com |
Semalam aku tersentuh dengan salah caption instagram. Untaian kalimat sederhana, tapi menusuk banget di hati. Kalimatnya seperti ini
MENAFKAHI ORANG TUA
(sudut renungan)
Orang tua tidak takut miskin memberi nafkah pada anaknya saat membesarkan mereka,
Tapi banyak anak yang sering takut kekurangan saat menanggung orang tuanya di masa tuanya.
Lihat diri kita saat ini,
Sehebat apapun,
Sesukses setinggi langit,
Tapi tanpa doa restu orang tua yang membesarkan kita,
Maka tidak akan ada ketenangan, keberkahan & kebahagiaan dalam hidup.
Uang bisa dicari,
Ilmu bisa digali,
Jabatan bisa kita raih,
Tapi kesempatan untuk mengasihi orang tua takkan terulang kembali.
Satu ibu,
Bisa merawat lima anaknya,
Tapi lima orang anak belum tentu bisa membahagiakan,
Satu orang ibu.
Satu Ayah ,
Bisa menghidupi 5 anaknya,
Tapi lima orang anak belum tentu dapat menghidupi,
Satu orang Ayah.
Sesekali tengoklah orang tuamu,
Tatap wajahnya ketika ia terlelap tidur,
Lihat kerutan di wajahnya,
Lihat rambutnya yang kini mulai memutih,
Lihat badannya,
Yang dulu tegap kini mulai membungkuk,
Semua telah berubah termakan waktu tapi tidak dengan kasih sayangnya.
Bila ibu butuh uang,
Sudahkah kita memberikannnya,
Bila ibu suka jalan,
Sudahkah kita mengajaknya.
Dulu demi kita,
Ibu rela hutang sana sini,
Demi kita,
Ibu berkorban perasaan dan segalanya.
Tapi kini sudahkah kita membuatnya bahagia,
Sudahkah kita membuatnya bangga,,
Sudahkan kita membuatnya tersenyum,
Tidak akan ada jasa yang mampu kita balas,
Tidak akan ada kebaikan yang mampu kita balas,
Semua begitu banyak, begitu tulus.
Hadiahkanlah kebahagiaan untuk kedua orang tua kita atas segala pengorbanan dan kasih sayang yang telah mereka berikan.
Perlakukan orang tuamu dengan penuh hormat maka rezeki akan semakin diberkati
sumber tertera |
Tanpa disadari air mata mengalir di pipi. Secara sengaja tulisan tersebut memberikan nasihat sekaligus teguran pada diriku atau siapapun diluar sana, yang kadang lalai bahkan sampai melupakan orang tua, karena merasa sudah hidup mandira, merasa mengerti segala. Seorang anak bisa mengerti riuh ramainya dunia, karena bantuan orang tua. mereka yang merelakan jiwanya bahkan harta benda demi kelangsunga nyawa seorang anak. Dan sebagai anak, sering kali lalai melakukan kewajiban untuk berbakti kepadanya. Mungkin lewat caption diatas kita diingatkan agar tidak bosan-bosannya menjaga dan menyayanginya. Walapun seorang anak sudah dewasa, sekalipun sudah berkeluarga hubungan dengan orang tua tidak akan mudah putus begitu saja.
Setelah membaca dengan lembut caption aku ingin membalasnya
Setelah umurku masuk di angka dua puluh ke atas, aku mulai memahami apa itu bentuk kasih sayang? Apa arti Ibu selalu marah kalau aku salah? Apa maksud Ibu selalu menolak jika aku minta dibelikan jajan mahal? Kenapa aku tidak boleh main jauh-jauh?. Maaf aku yang baru peka akan hal itu, sebagai seorang anak sengaja atau tidak sengaja membuat ayah dan ibu jengkel berlipat lipat. Maaf jika aku pernah ngomong kasar, bahkan berteriak melebihi suara ayah dan ibu. Mungkin saat itu aku belum mengerti dimana posisi orang tua, jika keinginan anaknya tidak dapat dipenuhi.
Orang tua memang selalu menuntut bayak pada anaknya, karena mereka menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya. Kadang demi anaknya bisa menajalani hidup nyaman, orang tua rela memakai barang bekas atau barang rongsokan, sedangkan anaknya memakai barang yang bagus dan terbaik.
Jika kita sudah bekerja, gaji sebesar apapun tak mampu mengganti segala hal yang sudah diberikan orang tua secara gratis, terlepas dari semua perlakuan yang sudah diberikan orang tua. terkadang kita lebih nyaman bersama teman, rekan kerja, tapi secara tidak semua hal itu bisa saja lenyap seketika, dan tempat kembali kita bukan teman, tempat kerja melainkan kembali ke rumah keluarga. dimana mereka yang akan selalu siap menerima kondisi bagaimana kita. Karena bagaimanapun kita seorang anak, tetap adalah darah dagingnya sendiri.
Bener banget, selagi ada manfaatkan waktu untuk membahagiakan mereka sebaik mungkin.
BalasHapusSaya sudah kehilangan keduanya ada penyesalan yang sampai detik ini masih tersisa karena belum sempat membalas segala bentuk kebaikan orang tua yang begitu luar biasa besar...b
Semoga kita bisa membahagiakan ortu kita.
BalasHapusBenar banget kak semoga bisa menjadi anak yang berbakti. Terima kasih sudah mengingatakan 👍🏻
BalasHapushwaaaaa nangis dong akuu T..T rasanya jadi tambah sayang sama ortu habis baca ini, makasih yaa kak
BalasHapusMaasyaAllah kak, sangat luar biasa tulisannya.
BalasHapusSemoga Orang tua kita semua sehat selalu dab panjang umur. Semoga kita sebagai anak selalu diberikan kesempatan untuk membanggakan mereka
"Sebagai seorang anak sengaja atau tidak sengaja membuat ayah dan ibu jengkel berlipat lipat" #bestpart
BalasHapusSungguh, bak tamparan keras.
Terimakasih Kak sudah mengangkat tema ini. Orangtua memang wajib diberi tempat terbaik di hidup kita.
aku nangis baca cerita yg ngangkat orang tua kek aku selama ini blm bisa bahagiain mereka
BalasHapusTerharu aku bacanya mbak... Bener banget ini.... Semoga ortu kita selalu diberi kebaikan oleh Allah SWT
BalasHapusKu jadi terharu jugak...
BalasHapusJadi rindu ibuku...
Sek tak telpon beliau dulu
Aaah, jadi sedih. Bapak ibuku sudah nggak ada semua. Dan ternyata rindu yang paling berat memang rindu yang sudah tak bisa tersampaikan. Mau telpon nggak bisa, mau lihat wajahnya nggak bisa. Rasanya waktu masih kurang untuk berbakti.
BalasHapusJadi bener banget judul artikel ini, bahagiakan mereka selagi ada. Karena saat udah nggak ada, rasanya hampaaaaa..
Siapa yg naruh bawang dan cabai di mataku nih.. Huhu
BalasHapusIkutan mewek, captionnya dalem banget ya Tuhan.. Semoga ya, kita bisa selalu membahagiakan ortu, karena keluarga memang segalanya
Aku akui sih dek, Ibuku itu tidak pernah perhitungan banget bahkan ketika aku sudah menikah. Maka dari itu ketika beliau kapan hari ingin pergi menemui teman lama di Solo aku segera ingin mewujudkannya karena usia orang mana ada yang tahu ya dek
BalasHapusBener banget Mbaknih perenungannya Mbak Alfi, segede apapun gaji kita, sekeren apapun jabatan yang berhasil kita raih, itu bisa dicapai kapan saja ya, tetapi membahagian bapak ibuk tidak bisa ditunda, hikss jadi ingat orang tua sendiri dehh
BalasHapusThanks reminder nya ya. Kebanyakan kita baru bisa merasakan apa yg dirasa orang tua kita dulu, setelah kita merasakan sendiri saat punya anak.
BalasHapusTerharu. Sampai akhir malah berkaca-kaca. Jadi kangen sama orangtua. Semingguan lalu bisa main layangan dengan keduanya. Lama lama diperhatikan, ternyata keduanya makin menua.
BalasHapusUh, jadi terharu sekali deh. Memang kalo menceritakan kisah kehidupan seseorang terhadap kondisi orang tuanya atau sosoknya sangat menyentuh hati dan bikin berlinang air mata
BalasHapusAku sedang mengalami hal ini kak.
BalasHapusKadang aku bertanya dalam hati "apakah tega membiarkan ibu hidup sendiri?"
Namun di sisi lain kadang aku merasa lebih aman hubunganku dengan suami ketika kami hidup terpisah dengan ibu.
Namun semakin ke sini aku semakin berani memilih ibu. Entahlah kalo sikapku didosai tapi sebagai human gak mungkin tega membiarkan ibu sendiri.
Ya Allaah iyaa jadii peringatan bangett buat saya kak. Barusan banget kepikiran ortu yang lagi pengin ayam bakar. Hahaha.
BalasHapusSebisa mungkin deh yaa emang mumpung beliau berdua masih sering mengungkap keinginannnya
Ada pepatah kasih anak sepanjang galah kasih ortu sepanjang masa. Itu benar adanya dan sangat terasa ketika kita sudah punya anak yang pastinya ta pa terasa akan lebih mementingkankan anak kita daripada orang tua kita.
BalasHapusMasya Allah, makasih mengingatkan :( sdh setahun lebih tdk bertemu raga karena pandemi ini, rasanya nano-nano sekali :(
BalasHapushikzzz... aku ikutan sedih mbak baca ini. Itu yang bapak antar anaknya wisuda kecil itu, dulu waktu lihat pertama kali lgsg bikin nangis. makasih ya mbak atas remindernya. bahwa orang tua sangat berharga.
BalasHapusSetelah baca ini, jadi semangat lagi belajar tentang psikologi usia 60 tahun ke atas atau yang biasa disebut dengan psikologi perkembangan dewasa akhir. Soalnya, ada banyak hal yang membuat kita kaget kalau nggak kita pelajari. Misalnya aja kenapa kok tiba-tiba orang tua kita menjadi gampang marah, gampang pengen sesuatu, dan lain sebagainya. Jadi, nggak cukup sih kita bilang ke orang tua bahwa kita kangen atau kita sayang banget. Ya semuanya sih perlu dengan ilmu.
BalasHapus