Source by freepik |
Televisi merupakan salah satu
alat elektronik yang bisa berfungsi sebagai media hiburan bagi sebagian
kalangan rakyat di dunia tak terkecuali rakyat di Indonesia. Pasalnya, sebelum
datang gemerlapnya layar internet masyarakat dunia masih menggantungkan hiburan
yang disajikan di televisi. Tayangan yang di sajikan tiap stasiun televisi memang
beragam, tergantung dari icon stasiun itu sendiri. Dari mulai infomatif,
acara keluarga sampai program tawa santai. Dari tahun ke tahun tiap stasiun
televisi berlomba-lomba memperbaharui citra stasiun masing-masing demi
mempertahankan eksistensinya dunia pertelevisian. Setiap channel televisi
memiliki kekhas-an program yang musti mereka andalkan demi mempertahankan
penonton agar tidak berpindah ke channel lain. Maka tak heran jika penikmat
televisi memiliki sudut pandang tersendiri dalam menonton tayangan yang
disajikan di tiap stasiun tv. Dan bahkan diantara mereka memiliki channel stasiun
yang difavoritkan.
Namun seiring berjalannya waktu, tayangan di televisi sekarang ini bisa dinilai edukasi kurang, terutama dalam hal sinetron. Mereka alias pemegang production house berlomba mencari rating agar acaranya masih bertahan walaupun rela menghadirkan berita sensasional yang sebenarnya tidak sebegitu penting, daripada menghadirkan tayangan yang bernilai edukasi dan moral.
Memang kehadiraan sinetron menjadi salah satu warna hiburan yang disajikan stasiun TV, seperti sinetron bertajuk azab yang menyajikan jalan cerita bisa dibilang agak mengenaskan hehe, atau sinetron harta dan kekayaan yang tertukar yang berujung saling cinta pemainnya dst. Sebenarnya jika diamati betul-betul sinetron Indonesia tidak jauh beda dengan drama korea yang penggemarnya membludak.
Tapi tak semua tayangan di televisi bisa kita anggap jelek semata. Masih ada beberapa tayangan televisi yang membawa nilai moral dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah
Source by instagram @indonesiaku |
Indonesiaku. Acara ini ditayangkan di stasiun televisi Trans7, acara yang dihadirkan sangatlah bagus sekali untuk kita-kita yang kadang sombong, lupa diri, lupa bersyukur dengan apa yang sudah. Menyuguhkan suasana pinggiran/perbatasan Indonesia yang amat menyedihkan. Memberi sentilan sekaligus sindirian kepada pemerintah tercinta Indonesia gambaran kondisi rakyat. Bahwa masih banyak desa yang belum teraliri listri, masih kesusahan mencari air bersih, susahnya pergi berobat karena jaraknya ber kilo-kilo meter, susahnya menuju sekolah karena belum adanya akses yang memadai bahkan sampai berenang melewati derasnya aliran sungai.
Nama program TV nya bertajuk
Indonesiaku. Jika diartikan secara harfiah Indonesia bermakna beraneka ragam
budaya, suku, bahasa, bahkan alam yang melimpah, namun yang ingin disuguhkan
pada program ini adalah Indonesiaku dalam keadaan menyedihkan sumber daya alam
dan rakyatnya. Dalam sudut pandangku program ini mengkritik kinerja pemerintah
katanya pembangunan merata? Kok masih banyak ditemukan rakyat Indonesia hidup
dalam kesusahan, terkendala mata rantai ekonomi mereka demi sesuap nasi hanya
karena belum ada pembangunan jalan.
Katanya pro rakyat? Tapi kalau ada kebakaran hutan yang dilakukan pihak PT besar, pemerintah tidak merespon dengan baik, justru warga sekitar dan suku yang menetap didalamnya yang terkena imbas kehidupannya.
Alhamdulillah program indonesiaku masih awet hadir di Trans7 sampai saat ini. Tayang tiap hari senin sekitar pukul 14.15. jika ada waktu luang dan kalau ingat bahwa jam tayangnya hari senin, ku langsung mencari channel trans7 dan pantengin program ini. Setiap melihat program indonesiaku, selalu terbesit dalam hati Ternyata masih ada yang lebih susah daripada susah yang kualami. Mereka yang berjuang mencari uang di daerah tambang dan harus mempertaruhkan nyawa, kesulitan mendapat air bersih jikalau ada harganya pun mahal, pergi sekolah harus berjalan berkilo-kilo meter, menyebrangi suangi beraliran deras dll.
Kalau bercermin dari keseharianku
yang bisa masin medsos tiap hari, rasanya kok ya nggak patut sekai untuk lalai
dalam bersyukur dibanding saudara-saudara kita disana.
Orang pinggiran. Program ini juga tayang di Trans7 sayangnya sudah tidak tayang. Ciri khas dari program ini adalah si pembawa acara alias hostnya mengikuti aktivitas salah satu keluarga yang dalam kondisi kurang mampu, atau dalam bahasa menyedihkannya mengikuti alur kehidupan seseorang untuk survive kesehariannya. Masih ingat betul kisah seorang anak yang seharusnya duduk di bangku kelas 3 SD harus bekerja agar bisa makan dan menghidupi neneknya, sedangkan orang tuanya entah kemana.
Kisah-kisah mereka yang
ditayangkan menjadi alarm bagi kita semua untuk lebih menyayangi apa yang sudah
Tuhan berikan.
Source instagram @diarynay |
Diary NAY. Program ini dipandu seorang yotuber
muda indonesia yakni Naisa Alifia Yuriza. Tayang setiap bulan Ramadhan di tahun
2020 ini. Bisa dibilang ini program baru setahuku. Dipandu host remaja,
kegiatannya mengikuti kehidupan anak-anak yang seumuran dirinya yang kehidupannya
tidak seberuntung kehidupan kategori orang mampu.
Secara tidak langsung program ini
mengajari penonton khususnya kaum remaja yang tidak telahir di keluarga sultan
agar tetap berusaha, tidak mengeluh apalagi menyalahkan keadaan. Salah satu
epidose yang ku tonton itu adalah Nay mengikuti aktvitas memulung barang-barang
bekas, kalau sudah dapat satu karung kemudian dijual dan hanya mendapat upah
tidak sampai Rp. 10.000. nah yang menjadi point plus disini adalah masih-anak tapi
tidak malu dan mau mencari barang bekas untuk dijual demi bisa membantu ekonomi
ayahnya. Masya allah sekali memang, semoga cita-cita dikabulka nsama Tuhan ya.
Brownis jalan-jalan. Brownis jalan-jalan! hits banget yah begitulah slogannya. tayang setiap hari sabtu dan minggu hanya di Transtv. Masih aktif tayang di tv memang, walaupun acara BJJ yang tayang di hari normal agak gimana gitu programnya, eh ternyata BJJ hari sabtu dan minggu top markotop dah. Apalagi dipandu langsung sama publik figur, dimana secara tidak langsung memberikan bukan sekedar gimik tapi nyata adanya. Host acara tersebut mengikuti kegiatan sehari-hari si client, sasarannya adalah orang-orang pinggiran yang kekurangan dalam segi materi, dengan ikut membantu pekerjaannya, yang lebih membuat saya terenyuh adalah diakhir program si client tersebut diberikan bantuan berupa uang, dimana harapannya si client bisa terbantu perekonomiannya dan mampu bertahan hidup.
Terlepas program di televisi
entah settingan atau bukan, tetap berpikir positif dan patut diapresiasi
stasiun televisi sudah menghadirkan program-program luar biasa menggugah hati
dan pikiran masyarakat. bahwa indonesia ini bukan hanya Jakarta, Bandung dan
Surabaya beserta kemewahan mall, jalan tol dan properti yang ditawarkan tapi
Indonesia adalah semua tentang kondisi kehidupan rakyat dari Sabang sampa
Merauke yang perlu mendapat perhatian oleh kita semua terutama pemerintah
Indonesia yang sudah mengelola APBN hasil pajak dari rakyat.
Dari tayangan program diatas kita
bisa mengambil pelajaran bahwa selama di dunia kita membutuhkan uang untuk
bertahan hidup, tapi jangan sampai kelewat karena sudah memiliki apa yang
diinginkan terus lupa pada orang-orang yang membutuhkan. Satu indonesia saudara
walaupun tidak sedarah, meski jauh tidak ada batasn untuk saling membantu.
salam waras
Waaahh bener sih. Sebetulnya acara televisi Indonesia juga banyak yg bagus dan bermanfaat kok. Nggak melulu cm sinetron2 itu, xixixi
BalasHapusAkupun sesekali sering nonton acar2 begini mbak buat pengingat diri, tp sudah lama sih memang nggak pernah nonton tv.. Hhh
Aku udah lama nggak nonton TV nasional, soalnya TV dirumah dikuasai para bocah hehe, nonton yutub di TV jadinya. Memang ya, ada acara TV yg edukatif n bagus buat ditonton, kayak Indonesiaku ini, dulu aku juga suka nonton sore-sore, lumayan bisa nambah wawasan baru, orang pinggiran juga suka sih, talkshow inspiratif pun aku suka.
BalasHapusSaat pandemi ini, durasi nonton TV memang bertambah sih, buat hiburan di rumah. Meski tidak semua siaran TV baik untuk di simak, tetapi tetap ada kok siaran yang bermutu baik untuk anak-anak juga dewasa.
BalasHapusBerharap semoga kedepannya siaran TV lokal semakin lebih baik lagi ya.
kalo aku senengnya nonton acara Jejak Si Gundul, Si Bolang, Jejak Anak Negeri, Jejak Petualang mbak. Cerita tentang keanekaragaman nusantara yang super keren. Aku bisa menikmati nonton televisi hanya waktu akhir pekan, jadi ya hanya siaran di akhir pekan aja yang bener-bener ditonton.
BalasHapusWah...suka banget acara-acara beginian daku Mbak. Hanya di Malang channel TV diatas nggak bisa...padahal aq suka banget berbagai tayangannya. Entahlah...udah luamaaa jadi channel yg ber awalan "T" pada ilang.
BalasHapusAku belum punya TV mbak, jadi nggak pernah nonton TV. Anakku sampai kalau ke rumah eyangnya kagum banget sama TV. Acara TV masih banyak yang bagus ya... di rumah eyangnya tiap hari yang ditonton ipin upin. Kayaknya seharian ada aja ipin upin itu..
BalasHapusIya nggak samua tayangan tv Indonesia jelek kok. Masih ada bocah petualang, si Otan, jejak si gundul, jilbab traveller dan lain-lain
BalasHapusSelain ini, saya suka Laptop si Unyil. Banyak sisi edukasinya. Mirip dengan acara televisi di Jepang.
BalasHapusJadi lewat tayangan di TV pun, anak anak mendapatkan ilmu pengetahuan dengan kemasan yang lebih menarik
Trans7 lumayan banyak yg bagus acaranya, seperti Jejak Petualang, si Unyil, si Gundul, dll. Acara seperti ini yang harus terus dipertahankan, bukan hanya senang-senang dan adu viral lewat video, dll.
BalasHapusUdah luamaaaaa banget aku nggak nontin TV mbak. Even youtube aja jarang. Saking sok sibuknya.
BalasHapusDulu sib biasanya kalau nonton ya langsung ke Net TV yang acaranya banyak yayang bagus-bagus.
Sangat lama tidak nonton tv *bukan nyontek komen di atas sy.. Hihi. Tapi sejak punya anak jadi benar2 dipilih tontonan mana yang layak dan nggak. Dan sy serta suami memutuskan nggak menyalakan TV. Memang benar, nggak semua tayangan tv di negeri kita buruk kok. Selain yang disebutkan di atas.. Buat anak2 ada acara bagus seperti laptop si unyil atau bolang dll.
BalasHapusBisa jadi rekomendasi buat saya. Agar bisa nonton tontonan yang berkualitas. Makasih ya kak.
BalasHapus