Pohon-pohon besar ditebang. Coba deh kalian amati pas kalian lewat jalan raya,
disebelah kanan-kiri jalan raya di tanam pohon-pohon lumayan besar. Kalau pas
cuaca panas uluh-uluh sungguh kenikmatan haqiqi bisa terkena aura dingin
dibawahnya. Apalai pas berhenti di traffict light pas disampingnya
banyak pohonnya udah deh pada rebutan minggir karena ingin mendinginkan hati
dan pikiran sejenak sambil nunggu TL berubah hijau, kalau naik motor loh ya.
Pas musim penghujan datang, udah deh DKRTH mulai melakukan
parampingan ranting-ranting pohon di pinggir-pinggir jalan. Kalau sepengamatan
saya, nggak cuma dirampingkan pohon itu, juga di habiskan daunnya. Syukur malah
daun-daunnya hilang tinggal batang pohon besar doang. Iya itu kalau bisa
menumbuhkan daun lagi nah kalau tidak yasudah gundul kagak ada daun.
Kebayang nggak sih kalian melakukan perjalanan yang disamping
kanan kiri jalannya jarang sekali ditanami pohon-pohon. Panas banget iyeesss.
Udah polusi udara tengan kota bikin hidung ngap-ngapan ditambah suhu bumi makan
panas, makin meningkat aja emosi manusia pas berkendara. Berarti nikmat dan
sangat beruntung jika pohon itu tidak ditebang. Manfaatnya besar bagi
pengendara motor dijalan raya.
Pohon juga memiliki peran penting saat terjadi angin kencang.
Saat terjadi angin kencang jika sekeliling rumah kalian ditanami dengan
pepohonan entah itu pohon sono, ketepeng ataupun mangga maka angin itu akan
disambut oleh pohon-pohon tersebut dan tidak akan langsung melewati pemukiman
rumah. Maksudnya pohon-pohon tersebut sebagai benteng dari rumah.
Kemudian hal yang membuatku bertanya-tanya “pohon-pohon di
sekitar jalan raya jika sudah memasuki musim penghujan harus ditebang?”. Memang
gitu harus ditebang semuanya?, kadang menebang pohonnya membuat pohon itu tidak
menumbuhkan daunnya alias mati total pohonnya. Ya memang sih kalau pohon udah
lebat daunnya ditakutkan bisa roboh dan mengenai kendarannya pas dibawahnya.
Jalan tol selalu ada kenaikan. Tax on Location atau disingkat tol,
jalan bebas hambatan yang pada keseringannya juga bisa terjadi kemacetan.
Bangga gak sih di Indonesia dibangun banya jalan tol? nggak juga. Coba deh
kalian ingat-ingat pemadangan saat melintasi jalan tol ini, pemadangan yang ada
adalah perkebunan, sawah, masih aroma pedesaan. Itu artinya jalan tol dibangun
melintasi pedesaaan, dimana kehidupan mereka masih tergantung dengan pola
sederhana yang berbanding terbalik dengan orang perkotaan. Maksudnya saya
merasa para kontraktor yang membagun jalan tol dengan melewati desa-desa
memiliki misi khusus.
Harga tanah didesa tentu relatif murah. Mana ada jalan tol
yang yang kanan-kirinya masih bertahan menjadi pedesaaan? Mbelgedes kagak ada.
Pelan-pelan sawah, kebun yang ada disekitar jalan TOL berubah menjadi
bisnis-bisnis properti. Coba jika kalian melihat iklan-iklan yang bertebaran
selalu ada kalimat “perumahan Grand..... bebas KPR, Free AC tiap kamar,
berlokasi strategis tengah kota, dekat dengan gate TOL*”. Nah gimana ada
yang pernah mendengar iklan semacam itu. bukan bermaksud saya merendahkan
kalian yang tinggalnya di kawasan perumahan dengan fasilitas taman dan
keamanan. Tapi melihat sisi lain dari kenapa dibangun pemukiman bermodel
perumahan.
Memilih menggunakan jalan Tol tergantung pribadi
masing-masing, ku masih ingat betul ucapan guru geografi saat SMA “Harusnya
semakin tahun jalan Tol semakian digratiskan bukan malah semakin mahal” hmm
gimana ya? kejadian nggak sekarang?. Ada beberapa pantauan kecil dari sudut pandangku
tentang jalan Tol ini.
Dikelola pihak jasa marga. Yang sepertinya pendapatan tol tidak masuk seluruhnya
dalam kas negara. Sekarang tidak lagi menggunakan uang cash, beralih menjadi
kartu bayarnya alias e-money hmm kenapa ya? apakah ada aroma perlahan-perlahan
ingin menghilangkan wujud uang yang sesungguhnya? Atau memang yang punya jalan
tol pihak swasta dari luar yang menggunakan embel-embel pemerintah untuk
memperkaya diri Wallahua’lam.
Pelan-pelan Desa-desa disulap menjadi perkotaan dengan dalih
janji ketebukaan, modern
tidak ketinggalan jaman. Dimana udara sejuk semakin ditinggalkan dan akan
segera berganti dengan pemukiman. Yang dulunya sawah ada dimana-dimana, dengan
hadirnya jalan tol yang melayang diantara dua desa perlahan-lahan melahap jatah
sawah yang harus ditanami petani. Dan sebagai gantinya bangsa Indonesia yang
kaya akan alam berubah menjadi kaya akan jalan Tol. Ketika stok pangan menipis
pemerintah terseok-seok membuka kran impor beras ke negara tetangga. Padahal bangsanya
sendiri bisa menghasilkan stok pangan sendiri. Apalagi di tengah pandemi Covid19
stok pangan menipis dan kran impor tidak mungkin untuk dibuka, eh Bapak
Presiden meminta membuka lahan baru untuk menanam padi. Eh halooo tidak salah
Pak Presiden pernyataannya, harusnya optimalkan dulu lahan yang masih ada
jangan terburu-buru buka lahan baru. Membuka lahan baru jika tidak segampang
buka toko langsung jualan harus melalui tahapan kecocokan dan dampak yang
dihasilkan.
Proyek gorong-gorong menganggu kenyamanan pengguna jalan. Baik pejalan kaki, pengguna roda
dua, roda empat atau lebih. Ini nih sering banget di jumpai di jalanan jika
menjelang musim penghujan dengan alasan biar nggak banji makanya digali lebih
dalam. Alasan itu masih wajar, yang bikin geregetan adalah setelah di gali
gorong-gorongnya, bekas galiannya itu ditinggalin nggak segera diangkut. Disamping
menimbulkan debu berlebih, pemandangan tidak sedap, sangat menganggu lalu
lintas karena memakan sepertiga badan jalan.
Dan lebih parahnya lagi, gorong-gorong barusan dibangun, atau
dibedah eh seminggu kemudian dibedah lagi. Sempat mendengar informasi bahwa
pekerjaan gorong-gorong itu ada berbagai macam pihak atau tendek. Misal pihak
pertama yang mengerjakan Telkom, ada lagi PDAM. Harusnya itu kalau mau bedah
koordinasi dulu, biar pekerjaan itu sekalian jalannya. Bukannya baru aja
trotoar pinggir jalan dibedah eh udah
dibedah lagi. Hadudu bikin kemacetan lagi dan lagi
Kenapa pengguna jalan tol hanya untuk roda 4 atau lebih?. Masih menjadi misteri, kenapa sepeda
motor gak boleh masuk jalan tol? apa karena sebuah labelling kalau pengguna
motor itu miskin nah kalau pengguna mobil termasuk kategori sugih? Padahal
sepeda motor kan juga dilegalkan di jalan raya umum.
Usut punya usut ada aturannya ternyata tentang jalan tol ini.
Berdasarkan peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 Pasal 2, defininisi jalan
tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai
jalan nasional yang penggunaan diwajibkan membayar tol. pihak yang boleh
menggunakan jalan tol adalah pengguna kendaraan bermotor. Lebih rinci lagi pada
Pasal 38 Ayat 1 dijelaskan jalan tol hanya diperuntukkan bagi pengendara roda
empat atau lebih.
Jalan tol dirancang dan dibangun untuk kepentingan kendaraan
roda empat dengan kecepatan antarkota 80 km/jam. Pengendara motor juga bakal
bermasalah dengan empasan angin dari kendaraan lain yang sengaja dibuat tanpa
hambatan.
Analisinya jalan tol dibangun di dalam negeri indonesia,
kenapa harus dibatasi? Kalau jalan bepergian lebih cepat dengan jalan tol dan
hanya punya sepeda motor kenapa nggak boleh? Kenapa pengecualian yang mobil
doang? Dan kenapa harus berbayar toh jalannya juga sama seperti jalanan pada
umumnya. Kalau misalnya pengendara motor dibutkan jalur khusus sepert di
jembatan penyebrangan Suramadu kenapa tidak? Seakan-akan diskriminasi buat
pengguna sepeda motor. Kalaupun untuk roda empat atau lebih kenapa bayar, dalam
negeri sendiri kok bayar? Udah bayar pajak, mau lewat aja ditarik uang lagi. Kayaknya
kita diperas di negri sendiri lewat pajak yang beginian.
Jalan tol tidak diperuntukkan untuk roda dua, tapi ada pengeculian boleh naik tol pakai kendaraan roda asal itu adalah petugas haha. Kan negri ini amat lucu wkwk
Untuk bisa menikmati bebas hambatan harus punya uang untuk
bayar, apa namanya kalau bukan menunjukkan strata sosial. Kembali lagi tujuan
kenapa dibangunnya jalan tol? untuk mempermudah perjalanan warga negara atau
untuk bisnis semata?.
Haha itulah beberapa seliweran di otak saat asyik-asyiknya
nyetir di jalan naik sepeda motor. Sampai-sampai hanya jalam 20 km/jam ada di
lajur tengah karena terlalu memaknai saat melintas gate tol tengah kota. Hehe jangan
ditiru ya. naik kendaraan bermotor harus fokus jangan ngelamuam. Kalau ngelamunin
masa depan sama kamu hayuk boleh aja wkwk.
Sumber:
Kompas.com/Aturan Resmi Jalan Tol, Motor Tidak Boleh Melintas
waaah kok ya pas di depan perumahanku lagi dibangun tol. dan udah mau jadi. efeknya rumah-rumah sekitar dilibas buat jadi jalan masuk tol. tapi mereka dapet ganti untung yang gede sih kalau dari cerita orang-orang
BalasHapusKalau saya jujur tidak mempermasalahkan kenapa jalan tol khusus mobil. Toh, kalau naik motor banyak jalan tikus dan jalan pintas yang tidak kalah cepatnya dengan jalan tol. Selain itu apakah para pengguna motor siap diatur kalau di tol harus 40km/jam? Di jalan umum saja banyak yang ugal-ugalan. Saya yakin banyak sekali pertimbangannya. Mungkin bisa menanyakan langsung unek-unek ini le jasa marga atau ke Kementrian Perhubungan.
BalasHapusSelain itu, saya kurang setuju beras hasil panen di Indonesia mencukupi karena lahan di Karawang saja banyak yang dijual. Para petani sudah malas bertani karena tidak ada penerus, sedangkan penghuni Indonesia alias masyarakat Indonesia buanyak banget dan beras adalah bahan poko utama. Mungkin harus melakukan riset lebih dalam dan detail lagi mba. Karena di kampung saya sendiri masih banyak yang kesulitan beras padahal komoditi petani beras. Masalahnya bukan lahan yang gak ada tapi hama padi juga menjadi penyebab petani gagal panen, belum kekeringan dan perubahan iklim.
Aku pernah sampai hampir tertidur mbak... untung Allah masih melindungiku...
BalasHapusWah betul juga ya Mba, kalau udah ada tol ya udah deh daerah sekitarnya pasti lama atau cepat disulap jadi perumahan lah atau bangunan yang bisa menghasilkan lebih banyak uang daripada sekedar hamparan sawah atau kebun.
BalasHapusnaahh hati-hati Mbak, jangan ngelamun doong di jalan, bahaya lho.
BalasHapusdi tempatku gak ada jalan tol sih jadi gak begitu merasakan setiap saat jalan tol itu *kecuali klo pas lagi ke kota besar baru deh merasa mewah juga bisa ngerasain jalan tol di mobil online :D
Di Indonesia timur belum ada TOL wkwk
BalasHapusKalau saya bukan ngelamun Mbak tapi ngamtuk.
Karena malemnya kerja siangnya kalau naik motor suka ngantuk, pernah itu hampir masuk got, kayaknya tertidur sekitar 3 detik eee tiba-tiba motor sudah di ujug got, untingnya reflek ngerim kalau tidak sudah masuk got baru berboncengan dg teman lagi.
Makanya teman-teman harus berhati-hati kalau ngantuk lebih baik istirahat dulu atau cuci muka biar seger dan melanjutkan perjalanan.
tapi lamunannya bermakna sekali ka, tulisanmu mengingatkan aku banyak hal dan membuat saya jadi merenung, betul juga ya alih-alih bisa dinikmati sama semua orang ternyata kemudahan jalan tol hanya dapat dinikmati oleh orang-orang yang berduit saja dan tidak semua orang dapat menikmatinya
BalasHapusHmmm apa jalan tol sebaiknya dibagi 2 jalur? Untuk kendaraan roda 2 dan kendaraan roda 4? Eh roda 3 masuk mana ya? Tapi komentar kak Erin di atas benar juga. Tapi motor bisa nyelip-nyelip sih. Ah bingung juga sama jalan TOL ini. Semoga pemerintah memang benar-benar mempertimbangkan plus minus, dan kebijakan pembuatan tidak berat sebelah, dan cenderung menguntungkan orang berduit ya. Sayang banget sih, kalau bangun-bangun bangunan terus tanpa memperhatikan hak aspek lain. Lahan hijau juga sangat penting.
BalasHapusBuat gorong-gorong saat musim penghujan itu rasanya gimana gitu. Lihat kondisi ini memang bikin kita berpikir, apa dan kenapa? Tapi namanya juga usaha untuk mengantisipasi, meskipun dampaknya jalanan jadi tambah macet dan kondisi sekitar juga kurang rapi.
BalasHapusWah mbak, bagaimana mbak bisa mengingat lamunan-lamunan saat berkendara begini ya... aku soalnya ngelamun pas di jalan suka auto lupa karena ngerjain yang lain. Tapi kalau dicatat mah mungkin aja bisa ditulis macam begini
BalasHapusKenapa pengguna jalan tol hanya untuk roda 4 atau lebih? Soal ini aku bertanya-tanya sejak dulu. Kenapa ya? Padahal kan sama-sama butuh cepet? Kenapa gak ada jalan tol khusus sepeda motor? Jawabannya ya mungkin karena bayarnya makin mahal itu. Jadi berasa gak sebanding sama penumpangnya. Atau bisa juga makin ngebut nanti pengendara motornya karena jalannya bebas hambatan. Ah tapi entahlah jadi makin penasaran, kekeke
BalasHapusDi jalan tol itu ngerinya itu anginnya lho. Kalo saya motoran trus kena angin aja bisa kaget. Apalagi di jalan tol yang anginnha kenceng
BalasHapusPaling ngak kuku itu yes ngelihat perbaikan gorong-gorong...hadegh pemandangan yang melelahkan. Setelah rapi beberapa bulan lagi perbaikan.
BalasHapusTapi kalau nggak ada tol, repot juga. Volume kendaraan makin banyak
BalasHapusSepertinya manajemen tata perkotaan dan ruang terbuka baru memang butuh berbenah ya mbak..tak melulu soal bangun membangun tapi juga pihak yang terkait di dalamnya
BalasHapusDaku juga kadang gitu kak, lagi dalam perjalanan melamun. Tapi nggak sambil mengenderai kendaraan sih, alias lagi diboncengin makanya berani hehe
BalasHapusKalau aku enggak ngelamun mba, cuma ngantuk banget. Ajaibnya malah aku pernah lho bawa motor sambil tidur beberapa detik, tapi alhamdulillah-nya Allah masih melindungi hiks
BalasHapusKalau menurutku, karena jumlah masyarakat yang bertambah maka kebutuhan perumahan juga meningkat. Dan tidak bisa dipungkiri, masyarakat memilih tinggal di kawasan yang (agak) dekat atau mendekati area kerjanya atau dekat dengan kawasan yang strategis.. sehingga kawasan perumahan banyak bermunculan.
BalasHapusSelanjutnya perihal jalan tol, karena jumlah masyarakat yang mampu memiliki kendaraan semakin bertambah maka kebutuhan akan jalan pun meningkat.
Lamunannya berfaedah sekali yah hehe
BalasHapusPertanyaan yang sama juga terlintas dalam benak saya
Makin panjang jalan tol makin besar tarifnya hahaha dan makin banyak perumahan yg digusur untuk membangun jalan tol
BalasHapusSebelum berkendara baca dulu doa, kemudian fokus ke jalan. Insyaa Allah selamat. Kalau ngelamun biasanya bisa diusir dengan cara ingat mati, hidup sejatinya juga kendaraan kita tuk masuk ke syurga atau sebaliknya.
BalasHapus