Ini teman SMA ku, udah nikah sekarang sekarang lagi buatin sarapan suaminya |
Smartphone menjadi benda paling dicari-cari kaum jaman
sekarang. Dari balita, anak-anak, remaja, dewasa bahkan orang tua semua megang
smartphone sendiri-sendiri. Alhasil perkumpulan secara nyata perlahan-perlahan
mulai beralih di dunia maya. Dari mulai grup di line, whatsapp grup dsb. Gaya
hidup pun ikut beramai-ramai memamerkan eksistensinya kepada manusia, yang
dulunya pamer bisa jalan didepan rumahnya doang. Eh sekarang cukup bikin
postingan atau status di media sosial. Udah deh, meledak-ledak tuh hati dan
pikiran.
Kadang gitu, saya sebagai pengguna media sosial, juga tidak
luput untuk menyaksikan status orang-orang. ya padahal gak seberapa penting
juga loh aslinya. Tapi apalah daya, melihat story orang-orang itu ibarat candu,
astaghfirullahhaladzim. Padahal jika kita lebih teliti lagi, story di media
sosial itu hanya 15 detik. Bisa kalian bayangkan jika saya/kalian melihat story
15 detik kali berapa banyak story orang yang kalian lihat. Berapa waktu yang
habis buat melihat story itu. ya kalau bermanfaat, nah kalo sifatnya unfaedah
gimana tuh?.
Nah kali, beberapa deretan story yang bermakna bisa positif
dan negatif.
Sarapan/makan siang
Masalah perut adalah masalah krisis kalo nggak segera diberi
asupan bisa bikin puyeng kepala. Sebagian orang akan berpikir bahwa makanan
yang sehat adalah makanan yang dimasak sendiri di rumah. Sebagian orang lagi
juga berpikir bahwa makanan enak tidak harus kita yang masak, tinggal klik
pesan antar siap makan deh.
Yang jadi pertanyaan adalah? Kenapa orang-orang yang suka
posting menu makanan pas jam siang ataupun malam, kenapa nggak pas pagi aja? Hayo
ada yang tahu silakan comment dibawah. Posting menu hari ini adalah A, B, C, D
makanan ditata diatas meja atau tikar. Diantara menu itu ada makanan berkuah.
Dalam fikiranku makanan berkuah sebaskom diletakkan di baskom semua emang
segitu abis kah? Ntar kalo nggak abis kan ujung-ujungnya harus diangetin lagi
di panci. #kokyocekkobermen mencuci perabotan dapurnya.
Ada lagi nih, yang jajannya nggak mau di pinggiran sebutlah jank-jank,
MCD, KFC, Richeese, Solaria, Starbuck, Chatime dsb. Nggak afdol kalo di foto
langsung post deh jangan lupa ditambkan lokasinya. Dalam pikiran gua, buat
apasih kalian ngepost makanan sama lokasinya juga. Emang kamu mau aku nyamperin
kamu, atau biar aku ngiler pengen beli jajan itu juga atau kamu mau nyindir
seseorang “Nih loh gua mampu beli makanan yang pernah loh makan”. Haduhh manusia-manusia
kodrat selalu ingin jadi yang pertama dalam segala hal.
selagi Corona belum menyerang ya mbak |
iya iya yang lagi luar kota, makannya nggak nasi pecel hehe |
iya ya yang abis gajian makan siangnya tinggal pencet |
Lebih kalau gratis ya mbak hehe |
Orang tua
Ditinggal seseorang pas lagi sayang-sayangnya itu emang
rasanya kayak susah diungkapin memang. Apalagi saat Allah mengambil sosok yang
paling berharga di dunia ini. Iya, orang tua. kangen seseorang itu wajar, bukan
salah. Yang bikin aku mikir dua kali itu, kalo ada teman yang post foto orang
tuanya dengan caption “Allah Sania kangen, semoga nanti bisa berkumpul di surga
yang Ayah”. Dalam hatiku ngomong “kalo kangen itu doain setiap selepas sholat,
bukan malah loe bikin status”. Memang apa sih dampaknya kalo post lagi kangen
seseorang itu? pasti ujung-ujungya hasrat simpati orang untuk membalas story
itu deh. Ya kan?. Terus berujung pada currhat atau ghibah in saudara sesama
umat sendiri.
Semoga nenek nya sehat-sehat ya neng |
Foto di kaca mall
Ini nih kelakukan wajib terutama cewek-cewek saat nge mall
foto di kaca toko baju. Terus kalo ke bioskop numpang ke kamar mandi nah foto
di kaca kamar mandi. Hadehhh. Apa sih faedahnya? Bikin senang aja gitu, karena
dirumah nggak bisa foto kayak gini haha.
Foto di kaca terus wajahnya ditutup pakai layar handphone
sambil pakai sling bag, terus smartphonenya iphone buhh. Yang liat story dia
mabtin dalam hati “Kayaknya hp nya nggak itu deh, baru lagi nih hp nya”. Tuh
kan yang timbul adalah rasa ingin memiliki apa yang dimiliki orang lain. yang
harusnya bersyukur eh malah pengen ini pengen itu.
kira-kira beli nggak tuh di tokonya? apa cuman numpang foto doang ye |
Anak-anaknya
Buat kalian yang kelahiran 1995, 1996, 1997, 1998 pasti udah
biasa dong lihat story teman-teman yang udah halal terus punya baby mungil.
Diajak main boomerang dedek bayinya, di videoin pas lagi ketawa-ketawa, terus
ditambahin caption “kalau besar jadi anak sholeh-sholehah ya nak” ucapnya.
Kujawab dalam hati aamiin. Semoga dedeknya juga diajari mengaji kelaknya nggak Cuma
belajar di materi umum. Biar sesuai dengan kalimat “agar jadi anak
sholeh-sholehah”.
Kayaknya dunia ini, harus tahu keadaaanku sekarang tapi nggak
boleh sedih-sedih. Yang mewah-mewah orang lain harus tahu, sobat misquin harap
minggir dulu. Seakan dunia ini tempat perlombaan manusia untuk menuju garis
finish yang tidak jelas kenyataannya. Antar teman bisa bersaing dalam gaya
hidup. ketika memang di tidak sanggup menyainginya, dia memilih menutupi dengan
cara berbohong. Memang gaya hidup sekarang ditunjang materi, ibadah dengan
Tuhan mereka seakan mulai terlupakan.
Yang penting pengakuan duniawi adalah nomor satu.
Semakin kita mengikuti nafsu demi pengakuan tetangga, semakin
hidup tidak berarti tidap harinya. Tidak cukup untuk ini, itu sebagainya. Kerja sekeras apapun tanpa ada
rasa syukur yang mengiringi bias dalam membelanjakan hal. Kadang kita perlu
istirahat mengupload rutinitas pribadi agar orang-orang tidak sering mencari
tahu kehidupan kita. Akan lebih baik kita ganti postingan itu berupa motivasi
hidup sesama muslim, motivasi saling mengingatkan dalam hal ibadah. Story 15
detik tersebut lebih berarti daripada upload hal-hal berlomba dalam materi.
Pernah melihat tweet di twitter intinya “kalo kamu pengen
posting makanan di MCD, jajan di Jank-jank, ke Mall buat nonton ingatlah
bagaimana kondisi teman-teman mu nanti yang melihat story bila dia tidak mampu
akan semua hal itu”. benar juga itu tweet, mikir dulu sebelum posting.
“Posting apa yang kamu suka, bukan yang kamu suka” kalimat
itu pernah dibuat oleh seseorang entah sumber dari mana. Memang itu media
sosial kita, bebas menggunakannya, bukan berarti seenaknya. Apa yang kamu suka
bukan berarti orang lain suka, dan kamu juga nggak harus senang atau setuju
dengan postingan orang lain. cuman yang perlu digaris bawahi adalah mental
seseprang itu punya dampak luar biasa di kehidupan. Dan kamu bisa jadi nggak
sanggup merenovasi mental yang udah kacau itu. sepele kan? Itulah hebatnya
media sosial bisa membawa manfaat kadang berubah jadi madharat.
Dulu media sosial tidak menyediakan fitur story, lambat laun
mereka menambahknya dari Whatsapp, Instgram bahkan facebook ikutan juga, jangan
sampai twitter ikutan juga ampun deh. Beberapa kriteria diatas hanyalah
sebagian model status yang ku rangkum dari status teman-teman di media sosial. Rasanya
seperti gimana gitu kalau melihat teman posting saling sindir sana sini eh yang
kesindir bikin postingan balik hadehh. Seringnya menatap layar handphone dengan
berbagai macam aplikasi menurunkan mental untuk rendah hati terhadap sesama. Adakalanya
aku, kamu dan kalian membatasi penggunaan media sosial, jikalau tidak bisa
kalian bisa mennfollow teman yang barangkali membuat kalian semakin tidak
karuan. Ganti dengan me-follow akun-akun yang membangkitkan gairah hati dan
pikiran untuk terus kura melangkah ke depan gerbang rumah. Seperti kata musisi
Anji “Me-Unfollow orang bukan berarti kita tak suka orangnya, bisa jadi karena
tidak sependapat dengan sikapnya kalau masalah temannya kita masih berteman
walau tidak di media sosial”.
Cerdas menggunakan smarthphone, biar nggak Hp nya doang yang
cerdas pengguna harus cerdas juga dong. Ambil yang baik, mohon maaf bila ada kata yang menggilas hati dan mata kalian jika ada lebihnya itu hanya milik Allah SWT. Jika kurangnya itu pasti milik manusia, tolong beri komentar.
#netijen
#kekinian
#bijakmediasosial
#bukanpamer
#postjelekbolehasalfaedah
Posting Komentar
Posting Komentar