Source by Pixabay |
#belanjadisaudara akhir-akhir ini
sedikit agak viral di media sosial. Pasalnya ada yang sadar atau tidak kenapa
muncul tagar semacam itu? salah satu akar masalahnya adalah makin maraknya
toko-toko non tradisional seperti alfamart, indomart dll yang mendirikan bangunan
dengan mudahnya sampai masuk ke desa-desa dan menyumbat perekonomian warga
sekitar desa tersebut. Jika ditelisik kembali maraknya minimarket yang muncul
sampai ke desa-desa adalah sebuah bentuk modernisasi pasar zaman ini. Namun
tahukah kalian sesuatu yang berlebihan itu tidaklah baik sama seperti minum
obat kalau kebanyakan berakibat overdosis. Mungkin sebagian orang mengatakan
ada bagusnya minimarket mulai bermunculan dimana-dimana bisa membuka lapangan
pekerjaan dan memudahkan orang untuk menemukan barang yang dibutuhkan selama 24
jam. Eh halooo? Di kira toko nggak ada atau pasar tradisional udah tutup?.
Mungkin bagi sebagian orang
merasa terbantu dengan berdirinya eh justru menjamurnya mart-mart di
desa-desa. Tapi aku pribadi lebih tepatnya kurang suka jika pertumbuhan
mart-mart menjamur sampai ke desa-desa. Terlebih lagi sekarang sebagian pembayaran belanjaan yang
bayarnya ditempat pun berubah menjadi e-money. Artinya wujud uang
perlahan-lahan mulai dihilangkan. Kemaren waktu saya ke indomaret untuk
membayar online shop saya disuruh instal aplikasi i-saku. Sepertinya aplikasi
itu milik indomaret sendiri. Kemudahannya kita bisa beli pulsa tanpa datang ke
toko, bayar belanjaan tanpa uang cash dll tapi harus top up dulu. Dan alhamdulillah
waktu itu saya tidak bawa hp jadi tidak bisa instal appnya. Kembali lagi fungsi
uang adalah alat pembayaran, jika dia alat artinya ada wujudnya maka dengan
menjamurnya e-money dan perlahan-lahan menghilangkan wujud uang yang
sesungguhnya adalah sebuah pembodohan sihir oleh kapitalis yang tidak kita
sadari semuanya.
Oleh karena itu sebagai umat
muslim sudah seharusnya mengerti hal ini, kedengarannya sepele tapi kita semua
tidak pantas melupakannya. Kembalilah belanja di saudara entah itu ditoko
kelontong tetangga kita atau pasar tradisional yang ada di daerah tempat
tinggal kalian menggunakan uang cash.
Derita pemilik toko kelontong
sering kali dirugikan. Pasalnya beberapa orang lebih senang belanja di tempat
ber AC ditambah sepik an “Selamat datang di indomaret selamat belanja”. Salah
satunya ketika seorang pembeli ingin membeli barang di toko pinggir jalan, dia
beli sambil membanding-bandingkan harga di minimarket. Udah gitu kadang berucap
seperti ini “Yaudah gak jadi beli, beli di indomaret aja”. Menurut kalian salah
nggak sikapnya? SALAH, karena sangat tidak menghargai si penjual sekaligus
pemilik toko tersebut. Kalian tahu tidak dengan kalian bertransaksi membeli
barang di penjual toko tersebut kalian turut membantu melanjutkan hidup
keluarga mereka secara finansial. Apalagi jika sesama muslim, masyaallah pahala
besar sekali bukan.
Kemudian contoh yang kedua adalah
jika beli di toko biasa sering sekali mendapat ocehan mengejek secara tidak
langsung, misal si anak ingin beli susu
yang ada didalam almari pendingin terus si Ibunya bilang “Jangan-jangan
nanti batuk” sambil melarang mengangkat jari telunjuk si anak. Coba deh kita
analisis dulu anak beli susu terus ibunya bilang jangan nanti batuk, so susu
itu mengandung bakteri penyebab batuk. Halo teman-teman cobalah untuk tidak
merendahkan barang jualan toko pinggiran. Coba bandingin kalau anak itu beli di
indomaret, ku jamin deh jajan, minuman yang disuka dimbil dan langsung bayar di
kasir nggak perlu pakek acara batuk, pilek lah. Kadang itu heran banget
perlakukan orang masa kini itu. kayak jijik, alergi gitu kalo beli di toko
kelontong kecil itu, suka nya beli di tempat ber AC yang padahal harganya beda selangit.
Tapi kalo beli di toko kelontong atau di pasar sukanya nawar mulu. Dibilang
kemahalan lah, nah kalo beli diminimarket berani nawar atau bilang kemahalan?.
Ditambah suka tergesa-gesa kalo
beli, biasanya trik seperti ini agar si penjual bingung dan tidak fokus
menghitung belanjaan. Dan keuntungannya total belanjaan tidak sesuai dengan
jumlah belanjaan, jika pembeli tersebut tidak jujur. Sering sekali kejadian
tergesa-gesa itu dibuat-dibuat agar tidak mau antri dan membuat si penjual
tidak fokus berjualan. Jika dibandingkan belanja di indomaret pernah kalian
tergesa-gesa saat membeli? Aku jamin tidak mungkin dan kalian bakalan taat
banget sama aturan dari pelayan indomaret.
Padahal jelas sekali barang yang
dijual minimarket jelas lebih mahal beberapa digit daripada yang dijual di toko
kelontong. Kembali lagi topik #belajadisaudara bahwa sejatinya dalam hidup
manusia adalah makhluk sosial artinya saling ketergantungan satu sama lain. Dan
perlu kita ingat sama-sama dengan belanja di toko saudara anda sudah mengingat
mereka adalah tetangga sekaligus saudara kita. Bila suatu saat nanti kita meninggal
yang membantu mengurusi mayat kita adalah tetangga kita bukan pelayan minimarket.
Lalu minimarket harus ditolak? Bukan
ditolak tapi dibatasi peredaran dan perizinannya jika tidak maka akan terus
membludak dan merugikan toko-toko kecil.
Lalu apa saja sih keuntungan yang
kalian peroleh jika kalian belanja di toko sebelah?
Melatih speaking dan mental.
Entah kalian menyadari atau tidak, jika seorang anak sudah memiliki keberanian
membeli sendiri barang yang diinginkan di toko sebelah artinya anak tersebut
sudah melewati tahap pertama dalam berlatih speaking. Melatih anak berani
mengambil tanggung jawab memenuhi kebutuhannya sendiri. Terkadang beberapa anak
dari mulai dari umur 5 tahun belum tentu berani datang ke toko sendiri untuk
membeli barang. Terkadang beberapa orang tua melatih keberanian anak mereka
dengan menyuruhnya membeli barang ke toko sebelah.
Belajar presentasi yang baik.
Maksudnya adalah ketika kalian sudah sampai di toko sudah siap untuk mau bilang
maksud barang yang kalian beli, bukannya diskusi dulu di depan toko lama sekali
sampai penjualnya kesel nungguin diskusi kalian. Peristiwa seperti ini sama
seperti kalian presentasi di depan kelas, dimana ketika akan presentasi hal-hal
yang dipersiapkan harus sudah dimatangkan semua dari mulai materi, laptop yang
digunakan sampai cara menyampaikan isi presentasi. Saat presentasi sudah tidak
ada lagi persiapan diskusi yang dikerjakan yang semua sudah siap dengan materi
yang akan disampaikan.
Belajar empati kepada orang
lain. Jika pelajaran di sekolah mengajari kita tentang cara menghargai
lingkungan, orang lain dan barang yang tidak kasat mata secara tertulis maka
saat ada di kehidupan keseharian saatnya lah kalian mempraktekkan itu semua,
salah satunya dengan sabar mengantri dengan orang lain saat membeli dimanapaun
tempatnya itu. Jangan sampai kalian hanya mau mengantri waktu mengurus PPDB di
sekolah atau bayar belanjaan di Mall tapi saat belaja di toko pinggiran kalian
tidak mau antri. Pemandangan seperti itu sering sekali terjadi.
Terkadang aturan manusia itu bisa
berubah seiring dengan berjalannya waktu misalnya ketika antri kalian ada di
barisan terdepan sedangkan barisan di belakang kalian adalah orang tua sudah
berumur dan jika kalian berperasaan orang berumur tidak bisa antri lama-lama. Kalian
bisa mengalah memberikan jatah gilirian kalian untuk orang tua berumur itu.
sekiranya itu adalah hal sepele, tapi dengan kalian bersikap seperti itu dan
membuat orang lain bahagia maka kalian mendapat keuntungan diri yang sangat
luar biasa.
Tidak mudah sakit hati jika
pembeli adalah seorang ibu yang menggendong anaknya harus didahulukan. Kenapa? Karena
ibu tersebut lebih baik didahulukan karena jika tidak bisa merusak konsetrasi
penjual jika anaknya tiba-tiba rewel.
#belanjadisaudara bukanlah
sekedar slogan agar viral sejenak melainkan sebuah gebrakan agar masyarakat
terutama umat muslim kembali tidak terlena dengan bujuk modernisasi saat ini. Kemajuan
teknologi harusnya tidak meninggalkan kebiasaan lama kita justru canggihnya
teknologi menjadikan kita waspada akan hal-hal buruk yang datang tiba-tiba. Menjadi
modern dan terdepan dalam hal kebaikan sangatlah dianjurkan agar kita semua
bisa saling bahu-membahu dalam kebaikan.
Posting Komentar
Posting Komentar