Pada artikel sebelumnya ku sudah
membahas suka duka menjadi anak yang telahir dari orangtua yang pekerjaanya
jualan sembako (baca). Kali ini akan ku ulas resiko-resiko yang harus dialami
sebagai penjual apapun itu yang dijual yang lokasinya menghadap jalan
raya langsung emang ada toko yang menghadap alas karena hari-hari ku
tidak lebih dan selalu diwarnai dengan kegiatan meladeni pembeli dari mulai
melayani pembeli anak kecil, mengangkat galon ke dalam mobil, sampai harus rela
terlibat adu mulut karena pembeli tidak bawa uang tapi barang sudah telanjur
dibawa. Ya begitulah namanya dunia, kadang warna putih, kadang warna jingga
setengah mentah. Di syukuri saja.
Toko orang tua saya bisa dibilang
jauh dari keramaian padat penduduk perkampungan pada umumnya. Disekitar
lingkungan kami jelas tidak akan kalian temukan rumah yang dihuni oleh sebuah keluarga.
bisa dibilang rumah dan toko kami paling jauh dari perkampungan padat penduduk.
Alhasil itulah keunikan toko orang tuaku. Karena izin Allah rejeki itu datang
darimana saja, pembelinya pun beraneka ragam pula datangnya. Dari mulai orang
yang masih satu desa dengan kami jarak rumahnya cukup jauh jika harus datang ke
toko sebut saja toko Bu Anwar harus melewati beberapa toko yang sudah jelas
terang benderang menjual barang yang diinginkan si pembeli sampai anak-anak
kecil yang hanya ingin membeli balon tiup yang ada sedotan kecilnya seharga lima
ratus rupiah.
Toko Bu Anwar terletak di ujung
desa Kemiri yang kira-kira 1 km lagi sudah menuju jalan raya antar kecamatan.
Dulunya toko Bu Anwar hanyalah salah satu bangunan ditengah-tengah persawahan
sebelum kanan-kiri depan belakang sekarang disulap menjadi bangunan-bangunan
yang menggusur pemandangan sawah berganti menjadi pabrik, perumahan, lesehan.
Diwaktu awal-awal toko Bu Anwar buka ada orang yang pernah mengejek Toko di
tengah-tengah sawah begini, ada ta Bu yang beli, sepi nggak ada yang lewat juga.
Ejekan seperti itu bukan berarti hanya sekejap terus hilang begitu saja,
justru menjadi kenangan sendiri yang tidak bisa dilupakan sampai sekarang.
Sebagai anak sekaligus pelayan
toko hafal betul atmosfer dunia perjualan hahaha, sejak umur 6 tahun sudah
dipasrahi menjaga toko dari siang sampai menjelang sore. Sampai sekarang ku
sudah kuliah pun event menjaga toko tiap siang adalah jatah ku nggak bisa
diganti gugat kah ya udah lah terima aja namanya aja lho lagi di dunia
daripada siangnya buat bobok cantik wkwkwk. Lalu hal-hal apa sajakah yang ku
alami lebih tepatnya apa sih resiko dari seorang penjual itu.
Bertemu orang gila. Lokasi
toko yang langsung menghadap jalan raya sangat memungkinkan siapapun berbelok
membeli sesuatu jika dirasa itu kebutuhan mendesak. Nah orang yang lalu lalang
tiap harinya pasti bervariasi dari mulai petugas sampah, siswa, emak-emak dan
bapak-bapak. Nah yang lebih ekstrim itu tiba-tiba ada orang gila datang meminta
sesuatu dan kalo nggak dituruti bisa dibayangkan mengamuk dan bisa
mengacak-ngacak barang-barang di toko walau sebelumnya belum pernah
mengalami seperti itu. Pernah pas waktu maghrib ku jaga toko sendirian mana
jalanan lengang, nggak ada orang beli malah datang orang gila tanya-tanya nggak
jelas. Benteng yang bisa kupegang saat itu adalah sapu ijuk sebagai pertahanan
jika sewaktu-waktu orang gila itu menyerang dalam bayanganku. Dengan memegang
gagang sapu ijuk berharap jika mendekat dan akan menyerang bisa kubalas dia
itu. Udah telanjur nangis yah orang gilanya tidak berniat jahat justru
duduk-duduk di sebelah toko.
Semenjak kejadian yang mau nangis
itu gara-gara orang gila kalo maghrib tiba nggak mau sendirian jaga toko. Minta
temenin adek laki-laki hehehe.
Manusia hobi utang. Ini
sih penyakit bukan bawaan sejak lahir. Agak geram sih kalo ada pembeli, barang
udah ditotal sekian eh mba uangnya kurang, nanti ya tak balik lagi
sampek seminggu nggak balik-balik itu manusia atau siluman kok tiba-tiba
menghilang. Kalo nggak bisa nepatin janji mending nggak usah bikin janji deh.
Kalo memang belum ada uang ya jangan maksain beli tahan dulu. Kalo memang uangnya
nggak cukup yaudah beli secukupnya uang itu aja nggak usah maksain sampai
ngutang. Nah antisipasinya menghadapi manusia semacam ini adalah saat transaksi
sudah dilirik bawa uang berapa? Jika dirasa barangnya melampaui uang yang
dibawa kita batasi belanjannya dengan mengucap kalimat yang sopan biar tidak
sakit hati padahal lebih sakit hati kalo utang tiba-tiba nggak bayar.
Orang jualan itu punya dua tujuan menolong orang lain berharap dapat pahala dan
memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kalau barang dagangan sering diutangin pas
waktunya bayar telat ya mana bisa buat kulak an lagi hadehhh.
Tempat curhat orang banyak.
Sudah bukan rahasia lagi jika punya toko dan dijaga sendiri jelas tidak ada
waktu senggang walau sekedar ngobrol. Walau mereka sudah mengalah diri untuk
mendatangiku, ya kalau pas jaga toko ya tetap saja pembeli yang harus
didahulukan jika tidak ngomel-ngemel tuh pembelinya. Kadang perasaan
tidak punya teman ngobrol kerap kali datang menghampiri pikiran, tapi itu semua
kadang tertutup dengan kesibukan ku yang harus menjuali dan menata barang
dagangan. Alhasil jusru karena seringnya jaga toko bisa mendapat info, berita
meski tidak sempat datang ke tempat kejadian.
Misalnya ada kejadian kecelakaan
atau berita orang meninggal dunia yang terjadi di area sekitar desa, tanpa
diminta pembeli akan bilang “sampean nggak ngelayat kah, ada yang
meninggal”. “loh siapa yang meninggal?”. Nah obrolan pendek semacam itu
sembari menjuali barang yang diinginkan pembeli. Terus nih ada pembeli yang kalo beli itu
pasti bilang “aduh kaki ku cenut-cenut” tiap datang ke toko pasti
berucap seperti itu tambahnya “kalo di berobatin biayanya bisa buat beli
rumah pirang-pirang meter”.
Hadehh bodo amat,
mau beli rumah selangit juga bukan urusanku hemmm.
Ada lagi pembeli yang beli itu “westalah
sampean jangan kaget, kalo sak deret rumahku itu pada takut semua, gak ada yang
berani narik-narik uang, lah gimana dikit-dikit uang, ancene cari uang tinggal
nyerok ta” ditambah volume suara cukup keras hingga orang lain yang mau beli
takut mau bilang “beli”.
Multiprofesi. Penjual
sembako, jajan, kebutuhan sehari-hari jelas menjual barang beraneka ragam
lengkapnya tak terkecuali toko Bu Anwar ini. Pernah nggak sih kalian disuruh
beli obat ke warung justru kalian malah dibilangin gini “belikan obat buat
sakit kepala di warung” “loh obat apa namanya?”. “sudah, bilang saja beli obat
sakit kepala nanti yang jual pasti paham?”. hayooo siapa pernah ngaku wkwk.
Pernah juga sempat membenarkan
handphone pembeli pulsa yang tiba-tiba ngehank, dan kubantu ternyata bisa.
Alhamdulillah bisa membantu sesama. Eh pas orang itu datang lagi kirain mau
beli pulsa eh justru minta tolong benerin handphonenya. Mana banyak pembeli,
kerepotan, riweh kagak ada yang bantu situ minta tolong padahal dibawa ke
service loh bisa.
Gini ya, saya tekankan meminta
bantuan kepada orang lain itu wajar karena kita memang diciptakan Allah sebagai
makhluk sosial tapi bukan berarti terus bergantung pada orang lain alias Tuman.
Ketika mintak tolong pun harus lihat situasi dan kondisi jika tidak memungkinan
cobalah berpindah tempat. Bisa jadi orang yang pernah kalian mintai tolong sedang
repot. Dan ketika orang yang dimintai tolong menolak please dont judge his/her.
Karena kita tidak tau kondisi/suasana hati orang yang kita mintai tolong bisa
jadi dia dalam keadaan terpuruk dan anda datang seakan membawa badai besar
untuk kepentingan anda sendiri.
Mengikhlaskan tiba-tiba.
Lokasi toko yang menghadap jalan raya membuat mata siapapun tertarik untuk
berbelok menanyakan apakah barang yang dicarinya ada?. Lalu bagaimana kalau
misalnya pembeli itu sering beli di toko sampai-sampai kalian hafal apa barang
yang selalu dibelinya. Eh tiba-tiba pembeli itu bilang “mbak, uangnya kurangnya
10.000, nanti sore tak kasih, gak perlu khawatir kan saya udah biasa beli disini”.
Jika muncul kalimat seperti itu
maka yang ada dalam pikiran tersebut adalah jujur atau bermain-main dengan hati
orang lain. jika orang itu jujur meskipun dia beli uangnya kurang dia lebih
memilih balik dulu ambil uang baru bisa membeli barang tersebut atau jika
memang sudah dikenal baik bahwa pembeli itu selalu menepati janji ketika
mengerti uangnya kurang tanpa menunggu nanti, besok, lusa, seminggu lagi, atau
pas balik kesini dibawakan uangnya, tapi setelah pulang membawa barangnya langsung
kembali lagi ke toko menyerahkan uang yang kurang tersebut.
Sebagai catatan sering sekali
kejadian barang sudah ditotal jumlahnya sekian, giliran uang dikeluarkan
ternyata tidak cukup, nah loh, bagaimana?. Alangkah baiknya sebelum belanja cek
dulu berapa uang yang dibawa, jangan karena kalap keinginan semua ingin dibeli
karena alasan kebutuhan. Jadinya uang kurang, nggak kembali-kembali dibayar
kurangan uang tersebut. orang yang berjualan itu beli barangnya pakai duit
bukan pakai angan-angan ya masak kalian tega punya kurangan nggak
dibayar-dibayar.
Ada real story. Pembeli bawa
sepeda motor beli bensin satu liter, giliran mengeluarkan uang eh dompetnya
ketinggalan katanya, kalau tidak begitu uangnya kurang. mau dimarahin ya gimana
bensin udah telanjur masuk tangki motornya. Jalan akhirnya pembeli harus
ninggal barang berharga miliknya supaya meyakinkan bahwa dia akan membayar
bensin tersebut. entah itu handphone, helm dalam kondisi bagus, kecuali SIM,
KTP, STNK tiga barang itu jelas ditolak. Karena bisa jadi tiga surat itu bukan
miliknya atau nemu dipinggir jalan terus dimanfaatkan. Karena saya sendiri
sudah sering dapat tiga surat itu niatnya menolong eh malah diriku yang tidak
tertolong huhuh.
Kenapa harus ninggal barang
berharga? Faktanya ketika barangnya ada pada orang lain jelas dia pasti
khawatir barangnya akan kenapa-kenapa. Terus setelah dia ninggalin barang
sebagai jaminan ada yang kembali ada yang tidak. Maksudnya ada yang kembali
menebus ada yang memang sengaja tidak diambil. Kalau sudah begitu yaudah ikhlasin
aja mungkin belum rejeki kita. Tapi ya jangan keseringan.
Sebagai catatan ketika kalian
pergi kemanapun berkendara atau tidak, paling tidak kalian membawa uang secukupnya
sebagai pertahanan diri jika terjadi kejadian yang tidak diinginkan. Karena
taqdir kita sendiri juga tidak bisa dilihat. Seperti tiba-tiba kehabisan
bensin di jalan dan kalian tidak membwa uang sepeserpun, iya kalau ada orang
lain yang menolong kalau tidak atau justru dimanfaatkan orang lain bagaimana?
Loh jangan mikir yang jelek-jelek dong! Bukan begitu dalam hidup kita harus
waspada dengan hal-hal yang tidak terduga. Karena tidak selamanya dewi fortuner
ada dipihak kita.
Ya begitu setiap pekerjaan yang
sudah kita ambil jelas memiliki resiko-resiko yang sudah kita diduga atau tidak
direncanakan tinggal bagaimana kita
sendiri mengantisipasi itu semua agar tidak menjadi beban berlanjut. Menjadi anak
yang ditakdirkan memiliki kewajiban membantu menjaga toko orang tuanya bukan
sebua masalah tapi keogahan #eh bukan begitu hehehe. Ada banyak sekali kejadian
dan pengalaman yang membuat saya menjadi lebih mengerti dan memahami alur
kehidupan.
Biasanya idealis dulu saat sekolah atau kecil, dengan saat dewasa passion dan talent pasti berbeda tapi itu adalah proses ya mbak
BalasHapushmm aku percaya semua kejadian ada hikmahnya ka, tetep semangat ya :)
BalasHapusSemoga skripsinya lancar yaaa...
BalasHapusSemangat, ya, Mbak. Moga kuliahnya lancar, skripsinya cepat beres dan ilmunya nanti bermanfaat di masyarakat. Sama, saya juga gitu, hehe kuliah dekat rumah pakai motor sampe 10menitan, lah, ya. Kuliah dekat, alhamdulillah disyukuri aja.
BalasHapussemangat mbak..inilah takdir kita..sukses ya untuk skripsinya :)
BalasHapusKalau aku saat memilih jurusan harus diam-diaman dengan orang tua akibat tidak diijinkan. Namun, kalau sudah jodoh alhamdulillah bisa lulus juga.
BalasHapusAllah selalu memberi apa yg kita BUTUHKAN, bukan sekadar apa yg kita inginkan. Semangattttt lancar skripsi dan cepet lulus ya, mba :)
BalasHapusInsha allah semua urusan terkait kuliahnya lancae y mb, Aamiin
BalasHapusFeel you too mbaa, Allah tahu yang terbaik buat kita kok. Dan, selagi kita terus berikhtiar pasti ada jalannya. Mangaaats mbaaa
BalasHapus