Sudah
bukan hal baru lagi jika di era ini penjualan selain secara offline juga
merambah secara online baik itu lewat sosial media ataupun lewat marketplace
yang banyak sekali beredar. Barang-barang yang dulunya kita inginkan tapi tidak
bisa terpenuhi karena jaraknya yang jauh dengan adanya toko online barang jauh
bisa terasa dekat karena tertolong adanya online store. Manusia dengan
segala kesibukannya sekarang membuat sebagian dari mereka tidak sempat mememuhi
kebutuhan dalam hal materi jika harus datang
ke toko secara langsung. Belanja online menjadi solusi bagi
mereka-mereka demi memenuhi dan melengkapi kebutuhannya. Lalu belanja online
tidak memungkinkan membayar dengan uang cash bukan ya meskipun ada
beberapa marketplace yang bisa menerima pembayaran secara cash.
Lalu
kenapa pilih COD?
Belum/tidak
punya rekening. Resiko jika
membeli barang online kalau pembayarannya transfer ya pas COD itu. Kadang tak semua
kalangan memiliki rekening kalo nggak gitu punya rekening saldo tidak mencukupi
malahan nol alias kosong kayak saya nih biasanya, alhasil jalan pintas bayar
ditempat COD yang sudah disepakati. Ada keuntungannya kalo bayar ngak kena cas
kayak transfer gitu hehehe.
Belum
punya rekening karena umur masih dibawa umur misal yang beli masih anak-anak
SMP gitu. Terus nggak dibolehin pakai rekening ortunya hehehe. Iyalah punya
orang tua dipakai harus minta izin dulu.
Ya meskipun
ada cara bayar lewat minimarket gitu. Kadang online store nya ternyata ada di
area yang sama dengan tempat tinggal kita. Jadi kita bisa chat penjual terus
minta janjian deh ambil barangnya.
Hemat
ongkir. (Ongkir) Ongkos Kirim sebagai imbalan si tenaga karena sudah
meluangkan waktunya untuk mengirim barang, dan mereka perlu dihargai nah berhubung
ongkirnya ditanggung pembeku alias diambil sendiri jadi ya tenaganya dibayar
sendiri.
Ongkos
kirim yang dimiliki oleh sejumlah ekspedisi sebut saja misalnya JNE memang
sangat membantu kita dalam hal
kirim-mengirim. Tapi akhir-akhir ini ekspedisi mereka menaikkan harga ongkir
misalnya dulu saya kirim Sidorjo-Surabaya hanya Rp. 5000/kilo sekarang Rp.
9000/kilo. Nah kalo dipikir sayang kan kalo online store tempat kita
beli barang ternyata masih satu daerah mending ambil sendiri.
Maklum
terutama untuk kantong-kantong mahasiswa yang tergolong kritis jika ongkirnya
mahal pasti mikir-mikir hahaha. Cari online store yang deket-deket
daerahnya chat minta janjian deh. Kan lumayan misal ongkirnya Rp. 7000, bisa
hemat kan tuh.
Bisa
kenalan. Biasanya setelah kita order di
online store tersebut nomer kita akan disave oleh ownernya karena kita sudah
pernah order dari dia. nah dari situ kita bisa menambah relasi lewat status
yang dibuat misalnya nih ownernya butuh orang buat jadi admin onlin storenya,
kan kita bisa daftarin diri tuh. Lumayan buat nambah uang jajan.
Harapan
ketika COD
Pilihan
pengiriman jatuh pada Cash On Delivery yang pada dasarnya ongkir
ditanggung sendiri, kadang pula tempat COD yang menentukan adalah ownernya
karena dia yang punya kuasa. Padahal ya yang seharusnya nentuin tempat itu kan
si pembelinya. Terus ya kalo misal kita ndak nurutin tempat COD yang ditentuin
ownernya maka dia bilang “ada ongkirnya ya”. wah disitu udah mulai
mikir-mikir deh.
Kesepakatan
sudah dibuat dan disetujui baik dari seller maupun buyer buat COD
ditempat mana, tapi hal yang sering kudapati selama ini adalah ketika COD,
Telat. Jengkel nggak sih kita uda janjian
misal jam 5 sore, eh ternyata saya udah sampai lokasi dan si penjualnya baru
otewe. Kalo nunggu 2-5 menit its oke, nah nunggunya itu hampir satu jam. Bisa
dibayangkan berapa waktu yang dihabiskan demi nungguin barang kita sampai
ditangan. Menunggu itu membosankan bener banget deh, siapa yang bikin quotes
itu tak beri nilai 100 deh. Aku pesen barang itu custom artinya modenya limited
dan nggak beri dp sebelumnya, beda sama toko-toko yang lain biasanya kalau pesen
barang custom itu harus dp dulu. Dilakukan menghindari pembeli yang kabur
tiba-tiba.
Ini pengalaman
real, waktu itu nunggu dari jam 5 sore, sudah sampai lokasi dianya malah belum
siap-siap berangkat. Jengkel nggak sih? Kayak gitu? Bilangnya otewe paling
15-25 menit oke ku turuti. Ternyata lewat dari menit yang sudah dia bilang
sendiri. Nunggu hampir satu jam udah mau
tak tinggal. Tapi masih ada rasa kasihan gitu, barangnya itu kan custom
kalo nggak kubeli mau siap yang beli. Sampai jam 6 sore lewat 15 menit barang
ownernya baru sampai.
“Mbak
maaf, ini barangnya”
Tanpa
basa-basi tanya totalnya berapa?, kasih uangnya, pamit, cus pulang, udah jam
segitu jelas buru-buru lah belum sholat mahgrib juga.
Chat
siang sudah disepakati kalau nanti COD jam 5 sore tet. Eh ternyata kebiasaan di
khalayak kita sepertinya janjian kelewat batas yang sudah ditentukan alias
nunggu orang lain bilang “Otewe” baru dia jalan hadeh. Apa susahnya sih tepat
waktu? menunggu 2-5 menit its oek kok daripada saling tunggu-tungguan chat
otewe.
Karena saya di didik orang tuanya agar
berusaha tepat waktu misalnya ada kuliah jam 8 pagi. Jam 7 pagi sudah pagi
setengah 8 sudah on the way (kampusnya deket soalnya). Artinya kalo kita
sudah punya target waktu harus dikerjakan tepat sasaran agar tidak mengganggu
kepentingan laen juga. Ada pertimbangan-pertimbangan agar tidak merugikan pihak
lain.
Tepat
waktu/Injury time ini nih langka
banget yang seperti ini belum pernah saya temukan sepanjang say abeli online. Ya
mungkin ada yang nunggu 5-10 menit. Waktu itu posisi saya sebagai penjual
online bukan pembeli dan saya harus melayani customer saya berusaha tepat
waktu.
Ketika
chat sudah disepakati estimasi perjalanan sudah kita perhitungkan. Sebagai penjual
online termasuk saya juga jaga image (biar dapat bintang lima gitu hehehe) punya
kesan bagus dengan pembeli.
“Respon
cepat”
“Pelayanan
bagus”
Kesimpulnya
pembayaran COD itu saling menguntungkan, bayar pakai uang asli bukan pakai angka-angka
seperti transfer begitu. Antar penjual dan pembeli bisa saling akrab kenalan
syukurs-syukur jadi calon mantu ehh. Apalagi membelinya dengan sesama umat
muslim, wah akan sangat membantu perekonomian saudarnya sendiri bukan.
Sidoarjo,
19 April 2019
Posting Komentar
Posting Komentar