sumber gambar: pixabay.com |
Dalam keseharian sering kali kita semua bahkan saya sendiri
pernah mengatakan kata-kata secara tidak sadar diulang-diulang. Saking
seringnya kata itu diucapkan saat berbicara, orang lain yang mendengarnya
memberi cap/label pada identitas personal kita. Pernah nggak?. Lalu kata-kata
seperti apa sih yang sering dilontarkan dan dari kata-kata itu menimbulkan
kejengkalan sampai candaan, berikut jenisnya:
Jujur. Selama ini yang kita kenal jujur adalah nama sifat yang disematkan pada
orang yang mampu menahan dirinya agar tetap berada dijalan yang benar. Nah
uniknya sebagian orang menggunakan kata ini dalam setiap perbincangannya.
“Jujur ya aku nggak pernah bilang bodoh ke dia”. Kalo ini
wajar ya, dia melakukan pembelaan diri. Wkwkwk
“Jujur ya kemaren aku udah WA dia dan dia Cuma read doang”.
“Jujur ya aku pernah kesini dan seingatku jalannya benar
kok”. Lalu kalau ngomong ada embel-embel jujurnya dan lawan bicaramu akan
bilang “Ya kamu jujur kok” atau “Ya aku percaya kok” Hahahaha....belum tentu
juga teman kamu tau kronologinya.
Sumpah. Nah kata ini masih saudara dengan jujur tadi. Biasanya yang menggunakan kata ini untuk mengutakan hal yang diutarakan saat ngobrol. biar terlihat nyata sekali gitu. Misalnya
"Sumpah kemaren Nindy ke mall sama Rendy pakai gandengan lagi, padahal dia bilangnya udah putus kan?". Tekanan di kata sumpah lebih ditinggikan.
Dan lucunya temannya menanggapi sama. "Sumpah loh?". Dia jawab lagi "Sumpah". Wes angel kata sumpah buat perbincangan beginian.
Intinya/pokoknya. Lebih tepatnya mekanisme pertahanan diri jika terjebak dalam
perbincangan dan kalian sendiri tidak bisa/kurang bisa memperjelas omongan kalian
sendiri.
“Yawes intinya caranya kayak gini, kalau dijelaskan bisa
seharian gak selesai-selesai”.
“Wes pokoknya dia nitipin Cuma ini doang kalo kenapanya gua
nggak tahu”.
Risih, gregetan, jengkel plus batin dalam hati “Nih anak bisa
jelasin gak sih kok mesti bilang pokoknya”. Jurus jitu menghindar jika ditanyai
lebih dalam “Beneran kah ini”. Jawabnya “Ya pokoknya gini”. Kalau udah kena
kata Pokoknya nyerah deh buat tanya lebih dalam. Walau tanya berapa
kali pun pasti jawabnya juga pokoknya
nggak bakal ada jawaban lain.
He TAYO. Bisa disebut rekor tertinggi tahun ini ya hahahaha. Dari mulai anak-anak
sampai dewasa lihai sekali mengucap kata satu ini. Berasal dari jinggle lagu
karton hits anak-anak “Tayo”. Lalu kok
bisa jadi candaan bisa dibilang jengkelin ya. hayo ada ada yang pernah kejebak
sama kata ini? Atau justru isengin orang lain pakai kata ini?. hmmm
“He He He”
Pas nengok
“He Tayo He Tayo”
“Hahaha kena dia”. Bangga banget melihat orang lain pas
nengok ternyata panggilannya candaan jail.
Balonku. Pasti sudah sering dengar karena banyak dinyanyikan dikalangan usia
manapun. Lain cerita jika dijadikan bahan usil anak-anak. Ada cerita nih dari
penyiar M Radio 94.8 FM waktu lagi liburan di Jakarta ada ada beberapa anak
memanggil dia.
“He he he”. Nah merasa sasarannya itu dia, sengaja nggak
menoleh karena pasti nanti bilang he tayo he tayo. Tapi si kumpulan anak itu
nggak kehilangan cara di memanggil pakai
“Mbak mbak mbak”. Karena dia merasa dipanggil dan perasaannya
mengatakan nggak mungkin lah dikerjain. Nengok lah dia
“Mbalonku ada lima”. Hmm muka geregetan dari penyiar itu
memuncak macam gunung anak krakatau mau meletus hahahaha.
Uhhh jengkelin nggak sih. Udah nengok dikira manggil ada dikira
ada keperluan eh malah main-main. Lebih jengkel lagi kalo panggilan jail ini
dari anak kecil. Atau parahnya buat jailin orang-orang di tempat umum.
Sumber gambar: pixabay.com |
Pek atau Peh. Kata Pek sendiri ini sering diucapkan orang Surabaya.
Peletakannya ada dibelakang kalimat.
“Bocah kuwih ayu e pek”. Dengan nada cepat dan singkat di
akhir kalimat (bisa coba kalian praktekkan).
Sedangkan “Peh” berasal dari Nganjuk. Peletakannya didepan.
“Peh enak.e rujak iki”. Dengan nada meninggi diawal kalimat.
Kadang orang mengucapkan kata seperti itu ada beberapa
kemungkinan. (1) pengen di anggep keren makanya ikut-ikutan. (2) emang logat bicaranya
seperti itu.
Kek gini loh. Berdasarkan survei yang tidak sengaja ku dapatkan,
orang-orang yang mengucapkan kata seperti ini biasanya tinggal di lingkungan
perumahan yang tetangga kanan-kirinya berbahasa Indonesia tulen banget, dan
lingkungan itu yang membentuk karakter gaya bicaranya atau siapapun lah yang
pengen bicara seperti itu entah didasari ikut-ikutan atau alasan lain.
“Itu yang bentuknya kek gitu loh”. Ditambah jari tangannya
ikutan memperagakan benda yang dimaksud.
“Orangnya kaya gimana sih?”. ya kayak kemaren waktu terakhir
ketemu itu, yawes kek gitu itu loh. “Yang kek gimana jelasnya?”. Ya kek
gitulah masa loh gak inget.
Uluh-uluh emang susah ya kalau menggambarkan sesuatu yang
kita sendiri bingung mengucapkannya kayak apa. Jadi yang keluar kata kek
gini, kek gitu, kek apalah. Ya udah la ya dimaklumi aja.
Lalapo seh. Nada bicaranya harus menekan dari awal sampai akhir ya kawan
(coba praktekin). kata la la lebih tinggi nadanya dari po. Dan kadang
juga ditambah ekspresi melotot disertai kerutan dikening agar menyakinkan bahwa
dirinya tak bersalah hahahaha. Kedengarannya seperti ngajak bertengkar. Kata
ini ini sering diucapkan saat kamu dalam kondisi tersudut atau merasa perkataan
teman kamu itu tidak benar dan kamu harus membenarkannya.
“Lalapo seh,,,, gak gitu ceritanya”.
Ketika teman kamu bicara “Kayaknya si itu yang ngelakuin
deh”.
Yang merasa, nyolot bilang “Lalapo seh aku, aku loh gak
ikut-ikutan”. Desisnya sambil ngos-ngosan.
Ku mempraktekkan kata ini ketawa ngakak sendirian pasalnya
pengucapannya itu harus ditebalkan wkwkwkwk.
He. Kata ini
bisa berdiri sendiri atau memerlukan tambahan kata lain untuk memperjelas hal
yang dimaksud. Bernada agak tinggi penekannya untuk menfasihkan kata ini.
“Kowe ngerti gak he”
“He gak perlu ikut-ikutan he”. He didepan dan dibelakang
bernada tinggi tujuannya untuk meyakinkan orang yang diajak bicara.
Kata tersebut tidak jarang mengindikasikan meminta perhatian
lawan bicaranya. Jadi tak heran orang yang sering mengucapkan kata ini cenderung ingin menang sendiri.
Ndilalah. Kata ini mengingatkan saya pada guru bahasa Indonesia waktu masih
sekolah di MAN dulu. Sosoknya perempuan bergaya humor ketika mengajar.
“Kalian tahu gak rek, lah kok ndilalah alhamdulillah aku
diterima PTN di Surabaya”. Salah satu cuplikan cerita yang diperdengarkan saat
jam mengajar. Karena sering sekali mengucapkan kata itu teman-teman di kelas
ketika guru bahasa Indonesia menuju kelas.
“He rek Bu Guru ndilalah mau kesini”.
Dan hal yang tidak boleh ditiru adalah sudah tau guru itu
pasti kalau ngomong ada ndilalahnya, nah pas guru Bindo itu bercerita muncullah
ndilalah itu semua teman sekelas nahan tawa sampai selesai pelajarannya baru
deh melepas tawa yang gak karuan itu. *mohon maap jangan ditiru hehehe. Untung
gurunya gak nyadar ya hehehe.
Serius. Kata ini biasanya digunakan untuk meyakinkan lawan bicara kita agar dia
percaya apa yang sudah dijelaskan.
“Serius ya kemaren itu gak ada dosen, jadi nggak usah mau
kalo diganti hari lain”.
“Serius ya kayak gini tuh gak ada apa-apanya”.
Kalau lawan bicara mudah terpecaya bilang “Serius loh?”. Nah
kalau lawan bicaranya masa bodo alias bodo amat bilang “Ah masak sih, emang
iya?”.
lebay kata. Melebih-lebihkan kata istilahnya upnormal kekiniannya.
“Guampang puuolll tenan”
“Uenaaak masakan ayam bali betutu ini”
Padahal kalau ditulis itu gak enak poll dilihatnya. Istilah
itu menandakan akan keyakinan yang sudah dirasakan terlebih dulu.
Itulah uniknya bahasa NKRI kita. Saya bangga Indonesia kita.
Itu tadi beberapa list kata-kata yang identik sering
diucapkan manusia-manusia. Ada yang bikin geregetan, jengkel bahkan ketawa
puas. Dan masih banyak lagi sebenarnya kata-kata belibet yang kadang bikin
annoying atau happening kalian bisa komen dibawah ini.
Salam kenal mba. ..
BalasHapusHehe. .Baca tulisan yang tentang "ndilalah" itu jadi ingat beberapa hari lalu ketemu orang yang kalau ngomong ada kata "lha. . " dengan aksen jawa semisal "lha kan harus gitu toh"...
"kek gini loh", duh rada kesal juga kalau ada yang bilang kata tersebut, apalagi bilangnya dengan mimik seperti "guru", padahal yang dibilang itu malah salah...huahaa... *tepok jidat
BalasHapusTulisan yang keren, saya baru menyadari banyak juga ya kata-kata yang lucu gitu
BalasHapuswkwkwk, yang hey tayo saya ngakak, saya sering begitu soalnya, eh ternyata nyebelin yes, ampoooon. tobat saya mulai hari ini wkwk ~
BalasHapusHaha lalapo Sama ndeilah apalah itu baru tahu saya. Ke mana aja selama ini, ya 😅
BalasHapusKalau Hey Tayo ini adik saya sering kayak gitu, bete sih habis itu ketawa. Memang ada omongan niatnya becanda tapi kadang kaya ngebecandain 😅
Anak saya suka panggil-panggil dari aeah belakang..buuk buukk..
BalasHapusStelah saya tengok eh malah bilang He Tayo He Tayo...
Dan buat saya ketawa.
Sudah keikutan jaman hahah..
Wkwkkwkkwk. ..Sy ki jadi nyengir sendiri bacanya..lucu ada hai tayo segala, ndilalah lagi 😂😂😂
BalasHapusSalut deh, Mbak sampai kepikiran ide ini untuk dijadikan Artikel. Hehe
BalasHapussebenarnya masih belum ngeeh deh dengan "Hey Tayo" itu, saya mah cuma tahu itu lagu soundtrack salah satu kartun kesukaan Si Kakak, anak saya :D
BalasHapusYa ampun ngakak bacanya. Yang paling sebel he he tayo tu mbak .... Suka dikerjain sama bocah-bocah
BalasHapushey tayo juga ada di kampungku sini. Padahal anak sini belum pernah lihat Tayo
BalasHapusPengalaman saya dinsekolah dulu.. Ada guru yg paling suka menggunakan kata misalnya.. Bahkan teman2 berlomba2 mencatat jumlah kata misal selama 2 jam pelajaran
BalasHapusSampai anak-anak di halaman rame banget bercanda pakai kata Tayo...haha
BalasHapusAnak-anak nih lagi demam Hei ... Hei Tayo Hei Tayo! Kalo liatbdi you tube emang lucu sih hehe
BalasHapusBener tuh yang kata hey tayo, emang ngeselin banget. Pernah kena soalnya
BalasHapusKunjungi blogku juga ya? https://infofarhah.blogspot.com/2020/11/khasiat-tanaman-herbal.html?m=1
Makasih