Tanggal
9 Desember diperingati sebagai Hari Anti Korupsi Sedunia. Ada yang ingat nggak?
Kalo nggak nih udah ku ingetin hehehe. Bicara tentang korupsi kayaknya vital
sekali jika dihubungkan dengan perilaku masyarakat pada umumnya. Tindakan
berinteraksi dengan orang lain ketika memiliki unsur kepentingan. Biasanya tak jauh
dari pelayanan jasa.
Korupsi
bisa terjadi di mana saja tidak mengenal waktu dan ruang. Siapapun jika lengah
bisa terbawa alur korupsi tanpa disengaja. Korupsi masuk kategori kriminal merugikan
orang lain. Bagimana tidak? korupsi yang begitu identik dengan uang.
Berbicara
korupsi tentu tiada buntutnya. Jika tidak segera bertindak untuk memberantas
bisa merajalela segala bidang. Misalnya hal yang paling kental ketika memasuki
tahun ajaran baru. Orangtua ingin sekali anaknya masuk ke sekolah negeri favorit,
namun karena orang tua sendiri takut
anaknya tidak diterima. Maka digunakanlah jalan pintas dengan memberikan
sejumlah uang pada pihak dalam sekolah yang dikenal dengan jaminan anaknya
nanti bisa diterima meskipun hasil nilai tes belum tentu mencukupi standar
sekolah. lalu apa mau bisa dikata jika orang pihak dalam sekolah menerima uang
haram tersebut.
Dari
kasus tersebut ada nilai yang luntur diantaranya kejujuran dan harga diri.
Nilai kejujuran yang dibentuk dan ditanamkan melalui keluarga sedari anak-anak.
Ketika beranjak menjadi dewasa dengan mudahnya melepas nilai kejujuran. Apa
dalam hati dan pikiran mereka tidak berpikir bahwa telah menodai kepercayaan
yang sudah ia ikat dengan didikan orang tuanya. Artinya jika orang tersebut
tidak berbuat jujur sama dengan melukai sekaligus mencoreng nama orang tuanya.
Sampai segitunya ya. disambung dengan
keyakinan bergama semua agama baik itu Islam, Kristen, Katolik, Budha, Hindhu,
Konghucu mengajarkan tentang kebaikan bukan mengalah mengajak ke arah madharat.
Jika beragama pasti be Tuhan, meyakini adanya Tuhan ada hukum. Jika berbuat
baik akan dibalas baik dan sebaliknya juga. Artinya dengan manusia itu beragama
mereka akan lebih awareness terhadap setiap tindakan yang akan dilakukan. Hukum
azab masih berlaku loh ya.
Jika
belajar dari negara-negara lain yang memberikan hukuman bagi orang yang melakukan korupsi. Di Jepang
sendiri bahkan ada yang mundur dari jabatan karena merasa selama
kepemimpinannya tidak berhasil dan banyak melakukan kecurangan. Bahkan juga di
Korea yang presidennya dihukum mati karena melakukan korupsi. Sampai seperti
itu mereka takut dengan hukuman jika melakukan korupsi. Lalu bagaimana dengan
hukuman bagi koruptor?
Hukuman
koruptor dari mulai dipenjara hingga di hukum mati.
sumber gambar: Pixabay.com |
Hukuman
pidana penjara. Sudah bukan
rahasia umum lagi kalau penjara pagi pelaku korupsi sangatlah mewah sekali.
Bahkan dari dalam jeruji bisa melakukan mendapatkan fasilitas kamar mewah,
apalagi fasilitas bisa reques lagi hihii. Bahkan ada juga bisa bekerja
menggunakan laptop, handphone canggihnya. Nah lohhh kok bisa ada yang
kecolongan hihihi.
Penjara
bukan lagi tempat yang bagus untuk rehabilitasi para koruptor. Masih inget
kasus Gayus Tambunan dipenjara bisa jalan-jalan ke Bali, lihat pertandingan
tennis bareng cewek cakep. Nah lohh
kejadian kan ya.
Hukuman
mati. Kalau ku sih setuju banget. Kembali
lagi hukuman mati bertentangan dengan HAM. Waduh gimana ya. korupsi itu
mengambil uang negara, padahal uang negara didapat dari keringat warga negara.
Pajak yang dibayar dari upah menjadi pemungut sampah, ojek keliling, jualan
bakso keliling. Lalu apakah mereka yang korupsi itu tidak melanggar HAM
masyarakat kecil.
Dampak
korupsi jika ada ditingkat pemerintahan
Uang
negara berkurang. Sering sekali APBN
defisit terus kapan surplusnya. Rakyat indonesia ini bukan hanya ratusan bahkan
jutaan orang yang membayar lalu kemana uang itu berjalan. Belum lagi daerah
Indonesia Timur yang menyumbang APBN terbesar tapi apa timbal baliknya ke
daerah mereka? Nol kosong. Kehidupan mereka tidak berkembang, insfrastruktur
tidak kunjung ada pembangunan. Menghambat perekonomian yang berujung pada
kehidupan dibawah baris kemiskinan.
Hidup
tidak tenang. Gimana mau
tenang lah wong nyuri uang orang pastinya dipikir terus “aman nggak ya”.
Negara
hancur. Undang-undang hanya tinggal cetakan
tulisan diatas kertas. Tidak memiliki fungsi nyata. Tidak dipatuhi, tidak
dijalankan sebagaimana mestinya. Kalaupun dipenjara bisa mengajukan banding
pengurangan masa tahanan. Heran deh!! Kenapa bisa dikabulkan coba sama hakim
pengadilan negeri. Hanya waktu yang bisa menjawab.
Sebenarnya
korupsi itu tidak hanya ada di tingkat pemerintah, padahal kalian tentu paham
dan tahu ada banyak korupsi kecil yang dilakukan oleh orang-orang seperti kita.
Lalu pencegahannya darimana. Ku akan membahas apa saja sih yang bisa menyebabkan
korupsi.
Perempuan
jika dalam keluarga bisa kita sebut IBU. Perempuan adalah tonggak
sebuah negara jika perempuannya benar maka sejahtera juga negaranya. Betul?
Misalnya ibu A melihat tetangga punya mobil baru “Pa tetangga kita mobilnya
baru? Kapan kita punya mobil baru?” hal ini membuat suami harus berpikir keras
bagaimana mewujudkan kemauan istrinya. Apalagi jika istrinya itu tipe tidak
sabaran, pasti tiap hari sang istri akan terus meminta dan meminta. Pada
akhirnya sang suami harus putar gimana biar daper uang banya dan bisa
mengabulkan permintaanya. Jika suami memiliki rambu insyallah tidak akan
terjadi. Jika sudah kehilangan arah apapaun akan dilakukan walaupun dengan cara
tidak halal. Korupsi faktornya bisa berasal dari perempuan juga ya.
Tidak
sabaran. Misal beli di warung makan atau di
toko sembako yang antrinya panjang sekali. Kalau sadar diri tentu mereka
sebenarnya tahu darimana antrian dirinya dengan tidak menyerobot pembeli lain.
Namun yang terjadi justru, ketika pembeli itu membeli barangnya banyak kan kan
tuh otomatis sambil nyambi jualin pembeli yang belinya sedikit.
Kalau
dicermati sama saja penjual itu korupsi waktu pembeli pertama tadi. Sekalipun
belinya banyak itu masih jatah waktu pembeli pertama.
Kebanggaan
tersendiri saat berbuat curang.
Ada? Banyak dong. Misal datang ke acara rapat diundangan tertera pukul 07:00
namun baru datang pukul 08:00 atau pukul 09:00. Dengan tanpa dosa memasuki
ruangan bilang “Maaf ya telat tadi ada urusan bentar”. Namun acara juga baru 5
menit yang lalu dimulai. Terus tanya ke temen sebelah
“Udah
dari tadi dimulai?”
“Nggak
barusan kok”
“Untung
baru datang coba aja kalo tadi jamuran aku nungguin”
“Tau
gini mending datang kayak kamu aja biar nggak nunggu lama”
Hayo
siapa yang pernah kayak gini pola pikirnya. Datang telat pulang duluan. Kalau
tebakannya benar bangganya setengah mati deh. Astaghfirullah itu tidak baik
karena merugikan orang lain. Disamping itu juga bisa menjadi kebiasaan jelek
yang menurun ke ana cucu.
Lalu bagaimana pencegahannya?
Dimulai
dari sendiri dulu saja, dengan begitu orang lain bisa melihat hal apa yang kita
lakukan bisa jadi mereka meniru perbuatan kita. Jadi influenzer gitu.
Tidak
tergiur iming-iming uang saat mengikuti pendaftaran baik itu sekolah, Polisi,
TNI, atau saat mengurus perizinan sertifikat tanah, ijin mendirikan bangunan. Dalam
hal administrasi usahalah sendiri tidak bergantung pada orang lain dengan
embel-embel memberikan sejumlah uang. Kasus yang terjadi ketika mengurus
perizinan karena dipersulit justru mengambil jalan pintas tidak mau
memperjuangkan jalan yang jujur itu.
Utamakan
kejujuran dimanapun kalian berada tanpa terkecuali. Sekarang bisa disebut
generasi rawan tidak kejujuran. Jujur itu menayakitkan diawal tapi lebih baik
dari terus berbohong untuk menutupi kebohongan yang lain.
Disiplin.
Patuhi aturan, norma, nilai yang berlaku, insyaallah hidup tentram dan tenang. Ini
nggak mudah sih butuh ekstra kerja keras doubleee. Dalam berkendara ada jalan
ber rambu-rambu P dicoret (tidak boleh parkir) tapi karena tergesa-gesa tetaplah
lewat situ meskipun ada rambu-rambu sudah jelas dilarang. Agak heran sih ketika
dilarang eh malah dicoba. Peraturan manusia dilawan apalagi peraturan alam
semesta? Hmmm.
Tanggung
jawab. Berani bertanggung jawab atas konsekuensi yang menjadi pilihannya. Misal
tidak bersilat lidah saat omongannya sendiri tidak ada manfaatnya sendiri,
berani mengakui kesalahan sendiri tanpa ditogong harus mengaku bahwa dirinya
bersalah
Bekerja
keras. Seperti istilah kerja bagai kuda. Ini nih sering berkaitan dunia
uang-uang dan uang. Manusia jika ingin hidup lebih harus berjuang dan bekerja
keras. Dengan bekerja tentu kalian bisa dengan mudah memenuhi kebutuhan kalian.
Sederhana.
Hidup apa adanya nggak usah neko-neko. Nggak usah bingung liat kehidupan tetangga.
Memang rumput tetangga jauh lebih hijau. Sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Sadar tentang keadaan ekonomi keluarganya.
Berani.
Berani berkata jujur. Berani melaporkan jika terjadi tindak pidana korupsi. Sekarang
ini sudah ada aplikasi cyber yang bisa digunakan warga negara siapapun tidak
terkecuali yang mengetahui adanya korupsi. Selain itu akan diberi hadiah
senilai Rp. 200 juta bagi yang melaporkan tindak korupsi, jelas sumbernya, dan
yang penting akan dirahasiakan pelapornya. Mengingat keamanan pelapor berhubungan
dengan kenyamanan dan ketenangan hidupnya. Berani kalian melaporan ke cyber
pungli?.
Adil.
Bukan hanya bersifat sama rata tapi sesuai dengan proporsional.
Sabar.
Menahan diri dari segala sesuatu yang menyebabkan diri ini hancur #eh. Sabar
tidak tergoda saat tetangga punya mobil baru, sabar saat anak tetangga bisa
masuk negeri anaknya nggak, sabar anak orang lain lebih pinter dari anaknya,
sabar kalau antri panjang untuk administrasi. Sabar itu hal paling susah dalam
hidup. ku acungi jempol bener banget. Tapi masyaallah dampaknya besar sekali,
kalau kalian bisa menahan diri. Seperti kata pepatah sabar akan berbuah
kemanisan.
Masalah
korupsi bukan hanya tugas pemerintah, KPK, ataupun sekolah, tapi tugas kita
bersama-sama baik itu orangtua, mahasiswa, guru, semua warna negara harus
saling bahu-membahu mencegah dan memberantas korupsi.
Mari
bersama-sama mencegah korupsi terjadi dimulai dari hal paling kecil. Dari langkah
sederhana jika kita sabar dan ajeg melakukannya insyallah Allah akan merihoi
dan membantu langkah mulia kita.
Sidoarjo,
14 Desember 2018
Klo bukan kita yang membentengi diri dari korupsi dan hal2 buruk lainnya siapa lagi.. Intinya sih banyak bersyukur 😊
BalasHapusNice Share 😁
Klo bukan kita yang membentengi diri dari korupsi dan hal2 buruk lainnya siapa lagi.. Intinya sih banyak bersyukur 😊
BalasHapusNice Share 😁
mantap deh. terimakasih sudah mengingatkan :)
BalasHapusSebagai insan manusia harus terus diingatkan. Apalagi soal harta ya mba, ngeri banget. Thanks for reminder
BalasHapuscontohnya nyata banget... buat self reminder semoga bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi.
BalasHapus