Pixabay.com |
Tentu diatara kita bisa dipastikan baik dengan sengaja maupun tidak sengaja pernah remeh terhadap orang lain. Memang manusia pada dasarnya ingin selalu dianggap benar terlepas dari perkataan ataupun perbuatan dirinya. Hal remeh yang pernah terjadi misalnya
"Halah gara gara gitu doang gak masuk kerja, sok sibuk lho"
Mungkin ada yang beranggapan dari luarnya saja karena yang sering terlihat ia biasa biasa aja. Tapi mereka tidak tau dibalik kebiasaan sehari-hari bisa saja dia ada kepentingan yang tidak pernah dipublish pada teman-temannya.
Atau biasanya seperti ini
"Halah gak usah paling isi pembicaraannya gitu-gitu aja"
Remeh gak sih?? Menganggap dirinya benar sudah mengetahui kejadian sebelumnya.
Meremehkan orang lain menganggap orang lain tidak sepadan tidak selevel dengan dirinya. Dirinya lah harus yang paling benar bukan orang lain. "Jangan remeh" akan ada balasan setimpal dari itu. Orang yang diremehkan memiliki senjata seribu kali lebih ampuh untuk menenggalamkan pribadi orang yang meremehkan. Oleh karena itu berhati hati dalam berucap karena terkadang ucapan yang tidak sengaja bisa memicu salah faham penafsiran.
"Jangan remeh!" biasanya manusia hanya beorientasi melihat pribadi hasil bukan pada proses. Remeh nggak sih? Bangettttsss bisa kubilang. Tentu tidak banyak manusia yang saling bisa memahami kepentingan dan pribadi orang. Menjudge orang lain dengan sekejap mata atau dengan sekali melihat perbuatan.
Bisa jadi manusia yang suka meremehkan tak mampun menghadapi situasi sebenarnya sehingga ia mencoba menenangkan diri dengan cara "halah tugas nya gampang kok nanti aja dikerjakan" ada yang pernah kayak begitu?. Hihihihi.
Remeh itu hal tak disengaja tapi faedahnya bisa seumur masa. Kata kata remeh bisa masuk ke dalam hati orang lain. Jika tak mampu mengolah kata dengan baik. Fatalnya bisa memutus silaturahmi antar sesama. Jika ada yang pernah remeh segera musahabah diri, berusaha jadi pendengar baik pahami keadaan orang lain. Anggap orang punya kepentingan sama. Sesama manusia memang kompetitif menacari yang terbaik. Akan indah jika manusia saling mengerti dan tidak menganggap rendah.
Sidoarjo, 6 November 2018
Sepakat mba, meremehkan itu tanda kesombongan
BalasHapusSangat setuju. Saling menghargai itu adalah jembatan menuju keharmonisan.
BalasHapusAku noted banget nih sama nasihat nya. Thanks for reminder, karena diri ini pun tidak pernah luput dari sikap meremehkan walaupun kecil dan terbersit d dalam hati :'(
BalasHapus
BalasHapusJadi berasa diingetin. Sering ngeremehin apa aja, disengaja atau nggak. Paling sering remehin kerjaan, ah....nanti aja, paling sebentar juga selesai. Suka juga sama makanan, ihhh....masa acara sehebat ini makanannya begini doang? Mudah-mudahan nggak terjadi lagi deh yang begitu-begitu......
Duh , saya masih sering meremehkan waktu, hiks. Terimakasih sudah diingatkan mb
BalasHapusSimpel tapi memang dalem ya, meremehkan itu..
BalasHapusSemoga saya bisa belajar tidak meremehkan dan tidak diremehkan juga...
Duh, semoga nggak termasuk orang yang suka ngeremehin... Terima kasih pengingatnya, Mbak.
BalasHapusTerkadang orang ada yang typenya gitu, suka enggak difilter kalau ngomong. Meremehkan orang lain tanda kurang empati menurut saya dan jangan sampai kita seperti dia.
BalasHapusSepakat dengan teman-teman semua. Dari sini saya ikut introspeksi diri, semoga tidak menjadi orang yang suka meremehkan orang lain.
BalasHapuskadang-kadang dalam hati juga sering timbul bisikan setan, jadi ngerasa remehin orang lain bahkan menganggap diri paling baik, paling bener dan bla bla sampai nggak sadar kalau anggapan yang meski cuma muncul dalam hati itu juga termasuk kesombongan ya mbak.
BalasHapusMakasih y mb sudah diingatkan
BalasHapusSemoga saya dijauhkan dari sikap meremehkan orang lain ... Aamiin
BalasHapuskadang secara tidak sengaja kita remeh terhadap sesuatu,mudah-mudahan dijauhkan dari sifat tersebut
BalasHapusSekarang seiring bertambah usia mulai hati2 bicara & mengapresiasi orang. Pada dasarnya tidak ada orang yg suka diremehkan ya mbak ☺
BalasHapus