Buah kecil berbentuk lonjong berwara hitam pekat menunjukkan siap
disantap, rasanya yang manis-manis gimana gitu kadang bikin ketagihan lidah,
jika belum terlalu hitam sudah dipetik rasanya agak masam kecut-kecut begitu.
Buah tradisional yang satu ini sudah mulai jarang ditemukan namun masih banyak
digandrungi banyak orang bagi yang sudah pernah merasakan nikmatnya buah juet.
Buah juet memiliki pohon yang berbeda dari anggur, pohon juet tumbuh keatas
seperti pohon nangka berbeda seperti pohon anggur yang menjalar dikayu atau
pohon-pohon.
Kalau kalian mengenal Juet berarti kalian lahir ditahun 2000an
ketas hehehe... buah satu ini disamping mudah didapat karena setiap orang bisa
jadi memiliki pohonnya tidak perlu pergi ke pasar untuk membelinya. Anggur jawa
dibilangnya mengingat harga anggur menggilan sekali jika dipasar waktu itu sebagai
gantinya murah meriah yang Juet. Kalau orang barat punya Anggur kita orang
Indoesia punya Juet juaranya.
Juet banyak tumbuh dipedesaan seiring pembangunan desa yang beralih
menjadi perkotaan mulai musnah lah alias jarang ditemukan, jangan khawatir saya
masih memiliki pohon juet. Nuansa Juet masih mengingatkan kebanyakan orang akan
keseruan masa kecilnya ketika masih sekolah. “Daripada juet beli mending menek
sendiri, gratis” tutur salah satu pendengar suara surabaya saat dimintai
komentara kenangan Juet.
Menurut pengamatan saya sendiri karena saya yang memelihara
pohonnya, Juet hanya berbuah sekali dalam setahun biasanya di sekitar bulan
Oktober-Desember wah luar biasa langka
gaess... kalau buahnya mulai berwana merah udah pasti banyak yang penasaran
nyobain. Padahal yang warna merah itu rasanya sepoh/sepet alias ndak enak, lah
iya belum matang kok.
Karena pohon Juet ku itu tumbuh besar dipinggir jalan jadi ya mau
nggak mau kalau buahnya sudah masak harus rebutan memetiknya lah kenapa? Banyak
orang-orang yang lewat dijalanan situ pada penasaran rasanya gimana sih? Apa
sih buah juet itu?. Saking sebelnya sama mereka ada yang ambilnya ndak izin
terlebih dahulu kadang mengotori halaman rumah karena cara ngambilya yang
digeprek-geprek daunnya.
Di kabupaten Lamongan bulan September 2018 dilaksanakan festival
petik juet bukan cuma petik Durian aja loh yang viral dan nyegerin, menurut
salah satu pendengar Suara Surabaya antusias sekali disamping menarik, unik
lagi sambil bernostalgia masa kecilnya dulu.
Bagi generasi sekarang sudah tidak banyak yang mengenal buah Juet,
entah karena faktor sulitnya menemukan buah juet yang matang dari pohonnya itu
sendiri jika berada diperkotaan, kalau mau dipasar ada yang menjualnya 1kg
dibandrol Rp. 10.000 .-. yang terpenting bagi saya adalah tetap melestarikan
buah tradisonal itu walau sampai tahun berapapun agar kelak tidak kehilangan
cerita masa kini yang akan diceritakan ke anak cucu nanti.
Posting Komentar
Posting Komentar