BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah satu faktor
penyebab rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi
“PR” besar bagi bangsa Indonesia adalah pembuangan limbah sampah plastik dan
limbah rumah tangga. Kantong plastik telah menjadi sampah paling berbahaya dan
sulit dikelola. Butuh waktu 50 tahun agar bisa hancur dan itu jangka waktunya
tidak pendek. Tapi masyarakat tidak berfikir bagaimana dampaknya bagi anak
cucunya di masa depan nanti. Pemerintah agaknya harus membuat suatu upaya atau
kebijakan untuk menekan angka tingginya penggunaan pastik di masyarakat.
Tahun ini
pemerintah melakukan uji coba kantong plastik berbaya di beberapa mall,
swalayan. Dengan memberi tarif Rp. 200,- per kantongnya. Memang langkah ini
dianggap dapat sedikit mengurangi penggunaan kantong plastik, karena masyarakat
bisa membawa tas sendiri. Tapi yang perlu kita cermati kantong plastik seharga
Rp. 200 itu hal biasa, kita kalau kita beli di swalayan dapat kembalian Rp.
200,- pun “nggak usah mas ambil aja kembaliannya” kata-kata seperti itu masyarakat
menilainya uang segitu tidak ada artinya.
Oleh karena itu
kali ini saya akan membahas bagaimana kita bisa mengurangi penggunaan sampah
plastik dan limbah rumah tangga agar bernilai ekonomis.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
Pengertian sampah?
2.
Apa
saja yang Menyebabkan Timbulnya Sampah?
3.
Apa
saja Permasalah Sampah di Negara Indonesia?
4.
Apa Dampak
Sampah Bagi Manusia dan Lingkungan?
5.
Bagaimana
Pengelolaan Sampah?
6.
Bagaimana
Solusi Mengenai Sampah?
7.
Bagimana
Cara Mendaur Ulang Sampah agar Bernilai Ekonomis?
C.
Tujuan
1.
Untuk
Mengetahui Pengertian Sampah
2.
Untuk
Mengetahui Apa saja yang Menyebabkan Timbulnya Sampah
3.
Untuk
mengetahui apa saja Permasalah Sampah
4.
Untuk
Mengetahui Dampak Sampah Bagi Manusia dan Lingkungan
5.
Untuk
Mengetahui Pengelolan Sampah
6.
Untuk
Mengetahui Solusi Mengenai Sampah
7.
Untuk
Mengetahui Cara Mendaur Ulang Sampah agar Bernilai Ekonomis
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sampah
Sampah ialah suatu
bahan yang terbuang atau dibuang, merupakan hasil aktivitas manusia maupun alam
yang sudah tidak digunakan lagi karena sudah diambil unsur atu fungsi utamanya.
Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah.[1]
Sampah adalah
semua jenis bahan padat, termasuk cairan dalam kontener, yang dibuang atau
diafkir sebagai bahan buangan, tidak bermanfaat, atau barang-barang yang
dibuang karena kelebihan. (Tchobanoglus, G. et al. 1997). Sampah adalah suatu
bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun
proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. (istilah Lingkungan untuk
Manajemen, Ecolonk, 1996).
Sampah yang harus dikelola meliputi sampah yang dihasilkan:
1.
Rumah
tangga
2.
Kegiatan
komersial: berpusat perdagangan, hotel, pertokoan, restoran, hiburan
3.
Fasilitas
sosial: rumah ibadah, asrama, rumah tahanan, rumah sakit, klinik, puskesma
4.
Fasilitas
umum: terminal, pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum, taman, jalan
5.
Industri
6.
Hasil
pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai danau, pantai
B.
Timbulnya Sampah
Meliputi
kegiatan-kegiatan yang akhirnya menimbulkan sampah. Barang-barang yang semula
bisa digunakan lagi kemudian berubah menjadi sampah karena tidak dibutuhkan
pemiliknya, kemudian dibuang. Dalam pengelolaan sampah yang penting
diperhatikan dalam hal ini adalah:
1.
Sumber sampah
Sumber sammpah ini identik dengan penyimpana setempat yang harus
disediakan dan diletakkan. Adapun sumber-sumber yang dimaksud:
a.
Daerah
pemukiman
b.
Daerah
komersial
c.
Daerah
industri
d.
Daerah
terbuka (open space)
e.
Daerah
tempat pengolahan (treatment plant)
f.
Daerah
pertanian
Jenis fasilitas dan jenis sampah menurut pengelompokan sumbernya
Sumber
|
Jenis
fasilitas
|
Jenis sampah
|
Pemukiman
|
Tempat
tinggal single family, rumah susun, apartemen
|
Garbage,
rubbish, ashes dan sampah khusus
|
Komersial
|
Pertokoan, restoran,
perkantoran, hotel, bengkel, fasilitas medik, institusi
|
Garbage,
rubbish, demolotion waste, dan ladang-kadang sampah berbahaya
|
Industri
|
Konstruksi,
pabrik, industri berat/ringan, kilang minyak, industri tambang, kayu, kimia,
pembangkit listrik
|
Garbage,
rubbish, demolotion waste, sampah khusus, dan kadang-kadang sampah berbahaya
|
Daerah
terbuka
|
Jalan, gang,
taman, tempat bermain, pantai, tempat rekreasi,
|
Sampah khusus
dan rubbish
|
Tempat
pengolahan
|
Tempat
pengolahan air minum, tempat pengolahan limbah
|
Residual
sludge
|
Pertanian
|
Sawah,
ladang, kebun, pemerahan susu, peternakan,
|
Garbage,
rubbish, sampa pertanian
|
2.
Jenis sampah
ada beberapa penggolongan jenis sampah yang dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
a.
Garbage
Jenis
sampah yang sering disebut sampah makanan yaitu sisa-sisa dari bahan yang
berasal dari binatang, buah-buahan, sayur-mayur. Sifatnya mudah membusuk dan
akan mengalami dekomposisi dengan sepat sehingga sering menimbulkan bau tak
sedap yang dapat merusak pencemaran lingkungan.
b.
Rubbish
Ialah
sampah-sampah kering seperti kertas, plastik, tekstil, karet, ku;it, kayu,
perabot rumah tangga. Sifatnya tidak dapat atau tidak mudah mengurai.
c.
Ash
dan residue
Bahan-bahan
hasil pembakaran umumnya terdiri atas bahan-bahan halus berpa abu, arang, dan
sebagian kecil yang belum habis terbakar.
d.
Demolotion
waste
Sampah
dar proses pembangunan, pemhancuran gedung, penghancuran gedung baru. Sering
juga sampah ini dikelompokkan dalam rubbish. Jumlahnya sulit diperkirakan,
termasuk didalamnya debu, besi, beton, potongan batu-bata, batu, papan.[2]
e.
Sampah
dari tempat pengolahan
Yang
temasuk ini ialah sampah padat dan semi padat yang berasal dari tempat
pengolahan air dan airi limbah, dan air industri. Sifatnya tergantung dari
proses pengolahannya.
f.
Sampah
pertanian
Sampah
yang dihasilkan dari kegiatan pertanian. Seperti, sampah dari proses pemanenan,
produksi susu, produksi hewan potong atau peternakan. Sampah ini juga bukan
tanggung jawab pengelolaan sampah kota.
g.
Sampah
khusus
Sampah
hasil penyapuan jalan, bangkai binatang, onggokan kendaraan rusak.
h.
Sampah
berbahaya
Yang
tergolong sampah berbahaya adalah: sampah kimia, sampah biologik, sampah yang
mudah terbakar, sampah yang mudah meledak, yang mengandung bahaya didalamnya
baik secara cepat maupun lambat. Jenis sampah ini bisa dalam bentuk padat, semi
padat, cair, maupun gas. Oleh sebab itu perlu penanganan tersendiri dan ekstra
hati-hati.
3.
Komposisi sampah
yang dimaksud
ialah komposisi fisik, dalam penelitian mengenai komposisi fisik sampah ini
pengambilan sampel sebesar 100lb. untuk sampah rumah tangga, sampel ini diambil
dari truk-truk sampah yang mengangkutnya sehari-hari. Sampel yang diambil dari
sampah yang telah tercampur pada bak penyimpanan suatu isinerator atau setelah
melalui pengahancuran sampah representatif.
C.
Masalah sampah di Indonesia
1.
Tempat
pembuangan sampah
Tempat
pembuangan sampah yang biasa disebut TPA tidak lagi dapat menampung jumlah
tumpukan sampah yang tiap harinya bertambah sehingga menumpuk. Seperti kasus
yang ada di Jakarta akibat TPA tidak dapat menampung jumlah dalam skala yang
besar akhirnya banyak tempat-tempat sampah yang harusnya tiap harinya justru tidak terangkut yang kemudian
mengakibatkan bau busuk disekitarnya , dan bisa jadi dapat menimbulkan
pencemaran udara yang tidak baik bagi kesehatan manusia.
2.
Semakin
banyaknya limbah yang dihasilkan masyarakat
Limbah
masyarakat yang paling famliiar ialah sampah kantong plastik. Setiap satu
kantong plastik yang dibuang butuh waktu 500 tahun agar bisa benar-benar
hancur. Bayangkan sekarang ini masyarakat tidak bisa lepas dari apa yang
namanya plastik setiap membeli sesuatu pasti minta plastik pada penjualnya. Mau
tidak mau penjual harus membeli karena itu juga kewajiban sipenjual. Itu yang
terjadi jika membeli di toko-toko kecil. Beda lagi kalau membeli di swalayan
pemerintah menerapkan kantong plastik berbayar, setiap pembeli yang menggunakan
kantong plastik dikenakan Rp. 200,- per kantongya langkah ini dilakukan pemerintah
agar bisa mengurangi penggunaan kantong plastik untuk masa depan dunia anak
cucunya nanti. Dalam hal ini pemerintah masih melakukan uji coba namun jika
dinilai langkah ini baik maka pemerintah mungkin akan menaikkan tarif per
kantong plastiknya. Yang kedua masalah sampah yang dihasilkan oleh rumah
tangga. Sampah sisa makanan yang biasanya dibuang di pinggir jalan tanpa
memikirkan apa dampaknya nanti jika menumpuk terus menerus. Sampah detergen
yang seharusnya bisa dijadikan kerajinan seperti membuat tas, tepak tau barang
yang bernilai ekonomis jika dikemas lebih cantik lagi.
Kadang
masyarakat tidak mau membuang sampah di tempat yang sudah disediakan seperti
TPA. Padahal sudah ada orang yang siap menjemput sampah di rumahnya untuk
diangkut ke TPA tapi masih saja ada orang yang nakal tidak mau karena harus membayar
petugas sampah tersebut. Sekarang kita berfikir mereka sudah mau meluangkan waktunya
untuk membersihkan lingkungan dari sampah maka sudah seharusnya kita berikan
upah yang sesuai imbalan dari pekerjaannya.
3.
Sampah
sebagai tempat berkembang dan sarang dari serangga dan tikus
Akibanya jika masyarakat enggan
membuang sampah di tempat yang sudah disediakan maka sampah itu akan menumpuk
bahkan mengunung apalagi sampah itu dibuang dipekarangan kosong dekat dengan
pemukiman masyarakat. Bisa dibayangkan akan timbul penyakit, bau busuk/tak
sedap, banyak lalat beterbangan membawa penyakit. Dan jika tidak
ditindaklanjuti akan merusak lingkungan sekitarnya.
4.
Banyaknya
sampah di lingkungan gunung akibat para pendaki dan pengunjung yang membuang
sampah sembarangan.
Para pendaki yang seharusnya
tetap menjaga kealaminya tempat tersebut justru malah menimbulkan banyak sampah
terutama sampah botol plastik, kaleng minum. Mereka senang keadaan alam disana
tapi mereka lupa bahwa menjaga alam juga perlu agar tidak merusak ekosistem
hutan tersebut. Seperti kasus yang terjadi di gunung Semeru, botol plastik dan
bungkus plastik mi instan tampak berseraan di salah satu sudut tepian Danau
Ranu Kumbolo. Sampah ini ditinggalkan begitu saja oleh pendakidan pengunjung,
tanpa ada inisiatif membawanya ke tempat pembuangan di bagian bawah gunung.
Data Balai Besar Taman Nasional Taman Bromo Tengger Semeru menunjukkan setip
pengunjung membuang sekitar 0,5 kilogram sampah di Gunung Semeru. Padahal
setipa hari Gunung tersebut disambangi 2200 hingga 500 pendaki.[3]
Itu kenapa bisa terjadi karena kurangnya kesadaran para pengunjung dan pendaki
bahwa sangat penting menjaga alamnya agar tetap bersih dan tetap alami.
5.
Sampah
yang dihasilkan dari tempat wisata/hiburan
Ini
sering terjadi entah kurangnya temapt sampah di setiap tempat sudut atau memang
pengunjung yang sengaja membuang sampah seenaknya. Apalagi jika wisata itu pada
hari libur (long wekeend) sudah pasti pengunjung ya membludak. Bahkan
tak peduli kotor atau tidak tempat itu. Sangat disayangkan sekali jika tempat
yang seharusnya untuk refreshing akhir pekan karena melepas penas penat selama
seminggu bekerja tapi malah memberikan pemandangan yang kurang bersih.
6.
Para
industri besar maupun kecil yang membuang sampah limbahnya ke sungai.
Para industri lebih memilih cara cepat
dengan membuang limbahnya ke sungai. Mereka tidak mempekirakan apa yang akan
terjadi jika limbah itu dibuang secara terus-menerus. Maka akan mengakibatkan
ekosistem di sungai tercemar. tidak heran jika kita memancing di sungai sulit
sekali mendapat ikan karena tempat tinggal mereka sudah di rusak dan species
mereka hampir punah bahkan sampai sudah tidak ada. Sungai sering dibuangi
limbah lama-kelamaan akan menimbulkan bau tidak sedap yang menganggu keadaan
masyarakat sekitar seperti: tidak bisa tidur, susah makan karena keseringan
menghirup udara tidak sehat. Kadang mereka membuang limbah itu pada malam hari.
D.
Dampak Sampah Bagi Manusia dan Lingkungan
Sudah kita sadari bahwa pencemaran
lingkungan akibat perindustrian atau rumah tangga sangat merugikan manusia,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan perindustrian dan
teknologi diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan. Namun
seringkali peningkatan teknologi juga menyebabkan dampak negatif tidak sedikit[4].
Dampak
kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang
kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang
cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat
dan anjing yang menimbulkan penyakit.
Potensi bahaya
kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
-
Penyakit
diare, kolera, tiflus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah
dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur dengan ari minum. Penyakit demam
berdarah dapat juga menigkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampah
kurang memadai.
Dampak terhadap lingkungan
Cairan rembesan
sampah yang masuk keda;am drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai
organisme termasuk ikan mati sehingga bebrapa spesies akan lenyap, hal ini
menngakibatkan beruabahnya ekosistem
perairan biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan
mengahsilkan asam organik seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini
dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
-
Pengelolaan
sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.
Hal ini penting disini adalah menigkatnya pembiayaan secara langsung (untuk
mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja,
rendahnya produktivitas)
E.
Cara Pengelolaan sampah
Penanganan
masalah sampah tidaklah mudah karena sangat komplek, mencakup aspet teknis,
eknomis, dan sosiopolitis. Dari aspek teknis dapat dijadikan menjadi beberapa
fase:
1.
Tahap
penampungan, masyarakat menampung sampah masing-masing di tempat sampahnya
sendiri.
2.
Tahap
pengumpulan sampah, pengumpulan sampah setempat dari sumber penghasil sampah
misalnya, pemukiman, pasat, tempat wisata, industri.
3.
Tahap
pemindahan sampah, sampah dipindah ke tempat penampungan sementara (TPS)
4.
Tahap
pengangkutan, sampah diangkut menggunakantruk sampahdari TPS ke TPA.
5.
Tahap
Pembuangan Akhir, pemusnahan sampah di lokasi pembuangan akhir.
PD kebersihan praktis hanya
melakukan beberapa tugas yaitu membesihkan jalanan dari sampah-sampah tersebut
dari TPS ke TPA, serta mengaduk sampah di TPA menggunakan traktor agar merata.
Sampah di TPA dibiarkan menumpuk begitu saja. Disitu tampah peran pemulung
mulai dari mencari sampah, meungumpulkan sampah, membawanya ke TPS, kemudian
memilah sampah-sampah itu berdasarkan jenisya, serta menjualnya ke Bandar. Oleh
karena itu, sudah sepantasnya kita menghargai peran mereka.
Dari aspek ekonomis permasalahn
sampah berkaitan dengan persolan perbandingan antara input retribusi sampah
yang diterapkan dengan output yang dikeluarkan Pemda untuk mengelola sampah
berkaitan dengan persoalan hubungan/kerja sama antar-pemerintah Daerah dalam
menangani sampah. Sulit bagi pemerintah daerah
menangani masalah sampah sendiri tanpa bekerja sama dengan orang lain.
Pembuangan sampah yang tidak
memenuhi syarat kesehatan lingkungan dapat mengakibatkan:
1.
Tempat
berkembang dan sarang bagi seangga dan tikus;
2.
Menjadi
sumber polusi dan pencemaran tanah, air, dan udara (bau);
3.
Menjadi
sumber dan tempat hidup kuman-kuman yang berbahaya;
4.
Bencana
sampah yang tidak dikelola dengan baik, misalnya longsor tumpukan sampah Leuwi
Gajah.
Menurut Damanhuri (2006:6)
ada beberapa cara pemusnahan sampah yang dapat dilakukan, yaitu sebagai sebagai
berikut:
1.
Penumpukan
dan pengurukan tanah
Dengan
menggunakan metode ini, sebenarnya smpah tidak dimusnahkan secara langsung,
namun dibiarkan membusuk menjadi bahan organik. Metode penumpukan ini bersifiat
murah, sederhana, tetapi menimbulkan resiko seperti terjangkitnya penyakit
menular.
2.
Pengomposan
Pengkomposan
ini cara sederhana dan dapat menghasilkan pupuk yang mempunyai nilai ekonomis
3.
Pembakaran
Hanya
dialakukan pada sampah yang dapat dibakar habis. Harus diusahakan tempatnya jauh
dari pemukiman untuk menghindari asap, bau, dan kemungkinan terjadi kebakaran.
4.
Pengurukan
tanah
Metode
ini hampir sama dengan penumpukan, tapi cekungan yang telah penuh terisi sampah
kemudian ditutup dengan tanah.
Berikut
pemaparan cara mengurang volume sampah:
a)
Integrated
Rubbish Managing
b)
Sistem
Node, Sub Point, dan Center Point
c)
Recyling
Center
d)
Komposting
e)
Pekerja
Sampah atau Pemulung
f)
Sampah
menjadi Listrik
g)
Sampah
Elektronik
h)
Pengelolaan
Sampah Masyarakat Setempat
Selama
ini sebagian besar kegiatan pengelolaan sampah dilakukan pemerintah. Kendala
utama yang dihadapi adalah terbatasnya anggaran yang tersedia didalam melakukan
pengelolaan. Sebagian besar dana yang digunakan didalam pengelolaan sampah
bersumber dari retribusi kebersihan. Dilapangan, pengguanaan dan terbesar
diserap untuk kegiatan pengumpulan dan pengangkutan, yaitu sekitar 60-80% dari
retribusi sehingga peningkatan pelayanan yang dapat disediakan terbatas.
Pengelolaan sampah bakal terus
menjadi persoaln serius karean urbanisasi yang tak terhindarkan dan pertumbuhan perkotaan yang makin maju
serta kompleks. Kendala pembuangan sampah tidak saja terkat pada sulitnya
mencari lahan baru, namun juga terkait dengan pembengkakan biaya pengangkuan
sampah. Kenaikan BBM memicu mahalnya biaya pengkankutan sampah yang dibebankan
pada masyarakat. Maka dari itu, perlu adanya suatu gebrakan dan inovasi baru
untuk mengatasi masalah ini.
Peran
pemerintah menangani sampah
Dari perkembangan
kehidupan masyarakat dapat disimpulkan bahwa penanganan sampah tidak dapat
semata-mata ditangani oleh Pemerintah Daerah (Pemerintah Kabupaten/Kota).
Kebijakan pengelolaan sampah harus dilakukan pemerintah karena mempunyai
cakupan nasional. Kebijakan pengelolaan sampah ini meliputi:
Penetapan
instrumen kebijakan:
~instrumen
regulasi: penetapan aturan kebijakan,
~undang-undang
dan hukum yang jelas tentang sampah dan kerusakan lingkungan
Instrumen
ekonomik:
~penetapan
instrumen ekonomi untuk mengurangi beban penaganan akhir sampah
Pemberlakuan
pajak bagi perusahaan yang menghasilkan sampah
~melakukan
uji coba dampak lingkungan
F.
Solusi Sampah
Ini ada beberapa solusi dari saya bagaimana cara mengurangi sampah,
meurut pemakalah sendiri:
1.
Wajib
bagi setiap rumahnya yang didepan harus ada tong sampah, nantinya sampah rumah
tangga semuanya dibuang disitu dan akn diangkut tukang sampah
2.
Setiap
mobil wajib memiliki tempat sampah kecil di mobilnya jadi tidak ada alasan
kalau membuang sampah lewat jendela mobil, jika ketahuan buang sampah lewat
jendela mobil langsung tangannya ditarik keluar disuruh ngambil sampahnya lagi
lewat jendela.
3.
Toko-toko
kecil tidak perlu lagi menyediakan kantong plastik pembeli harus membawa tas
kain sendiri. Kalau memang dalam keadaan darurat seperti karena bepergian,
pembeli wajib membeli kantong plastik seharga 100.000. karena itu sebanding
dengan bencana yang ditimbulkan plastik.
4.
Kalau
ketahuan ada yang membuang sampah sembarangan padahal sudah disediakan tempat
sampah. Dia harus ngambil sampah itu pakai mulut ditambah sampah yang ada
disekelilingnya sambil membawa tong sampah dikalungin dilehernya
5.
Jika
pabrik masih membuang sampah limbahnya di sungai yang ada didesa warga desa
harus langsung bikin pamflet, banner, iklan dan disebar yang isinya “pabrik itu
merusak lingkungan harus dibubarkan”. Dan pasti namanya akan tercemar.
6.
Sampah
ludah, kalau ketahuan ada seseorang meludah sembarangan di tempat umum dia
harus jilat kembali ludahnya jika masih ada bekasnya harus dibersihkan pakai
rambutnya.
7.
Sampah
plastik, jika ditemukan di tong sampah ada sampah plastik yang seharusnya harus
jadi kerajinan. Hukumannya harus membuat sampah plastik itu menjadi baju dan
dipakai waktu acara desa untuk keliling kampung.
G.
Cara Menjadikan Sampah agar Bernilai Ekonomis
Persepsi kita tentang sampah yang
tak berharga harus kita ubah menjadi sampah itu memiliki potensi value
atu harga’. Caranya dengan mengolah sampah mejadi material yang memiliki nilai
ekonomis, bisa dimanfaatkan kembali, dan tidak berbahaya bagi lingkungan hidup.
Bahkan sampah dapat memiliki nilai artisitik dengan memberinya sentuhan seni,
misalnya dengan membuat karya seni dari sampah kering dan sampah elektronik
yang mempunyai nilai jual tinggi.[5]
Prinsip-prinsip menjadikan barang bekas menjadi barang yang ada
nilai jualnya:
1.
Reduce
(mengurangi) sebisa mungkin lakukan minimalisasi barang atau material yang kita
pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah
yang dihasilkan.
Pada
tahap reduce ini ada beberapa ha yang dapat dialakukan sbb:
v Bila berbelanja, pilihlah kemasan yang bisa didaur ulang. Biasanya
suatu produk dikemas agai isi didalamnya tetap terjaga, tidak kotor,
v Hindarilah membeli sesuatu yang bisa menghasilkan banyak sampah.
Misalnya membeli produk shampo ukuran kecil. Jika kamu membelinya untuk sebulan
makan butuh 3-4 botol sampo. Bandingkan jika membeli produk ukuran besar
mungkin hanya aperlu 1 bitil sebulan. Lebih hemat bukan?
v Gunakan produk yang bisa di isi ulang (refill), sehingga
kemasan bisa dipakai berulang kali. Contohnya refill printer dan alat tulis
(pensil) yang bisa di isi ulang lagi bila habis.
v Kurangilah penggunaan barang yang sekali pakai buang. Misalnya
pampers untuk bayi dan minuman ringan yang dikemas tetra-pack wtu kotak
v Bila kamu berencaan pergi keluar rumah untuk berolahraga,
biasakanlah untuk membawa wadah/kemasan air yang bisa diisi ulang, jadi tidak
perlu dibuang seperti botol plastik.
2.
Re-use
(memakai kembali) sebisa mungkin pilihlah barang-barang yang bisa dipakai
kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang).
Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
Biasanya sampah jenis ini adalah sampah non-organik yang bisa dipakai ulang
misalnya pakaian.
Pakain
berfugsi sebagai pelindung tubuh, namun jika pakaian dibuang dan dipergunakan
kembali orag lain, bisa saja pakaian itu digunting atau dijadikan lap atau
barang lainnya. Lap berfungsi untuk membersihkan bagia perkakasa atau yang
lainnya. Apakah fungsinya berbeda ataupun tetap sama, hal ini masih lebih baik
baik daripada pakaian dibuang begitu saja tanpa di reuse. karean ada
ungkapan yang menarik di duni barat sana, bahwa sampah seseorang bisa menjadi
harta bagi orang lain. benar juga ya.[6]
Pada
tahap reuse ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan , yaitu sbb:
v Pilihlah wadah/kemasan, kantong atau barang yang bisa dipakai
berkali-kali. Misalnya, tas dari kain atau bahan lain yang tahan lama, baterai
yang bisa di re-charger atau disi ulang.
v Manfaatkan ruang kosong dalam kertas yang sudah dipakai. Tilislan
disisa kertas kosong itu, disisi atas atau kanan, dan kiri bawahnya.
v Gunakan email sebgai ganti funsgi suatu benda yaitu kertas,
misalnya email atau e-book
v Jika kamu senang membeli kado untuk orang terdekatmu. Pada waktu
membeli kertas kafo untuk membungkusnya. Belilah bungkus kado yang bisa dipakai
lagi. selain itu jika mu menerima kado dri orang lain maka kertas kado itu
jangan dibuang kamu bisa gunakan lagi untuk membungkus kado yang lain, jadi
tidak terbuang kan?
3.
Recyle
(mendaur ulang) sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna lagi
bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa di daur ulang. Namun saat ini sudah
banyak industri nonformal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah
menjadi barang lain. teknologi daur ulang khususnya bagi sampah plastik, sampah
kaca, sampah plastik, dan sampah logam, merupakan suatu jawaban atas upaya
memaksimalkan material setelah menjadi sampah, untuk dikembalikan lagi dalam
siklus daur ulang material.
Bila
kamu memperhatikan bagian label suatu produk dibelakang, biasnya tertera
lambang recyle. Lambang ini berwujud anak panah yang membentuk pola
segitiga, berarti produk tersebut bisa didaur ulang. Di Inggris ada beberapa
negara maju lainnya, proses daur ulang 3R ini sudah sering dikampanyekan. Tak
heran jika di Inggris ada kampanye recyle khusus dimana warganya mendapatkan
banyak pilihan untuk mendaur ulang.
Pada
tahap recyle, kamu bisa melakukan beberapa hal yaitu:
v Tidak membuang sampah kertas atau koran, olahlah kertas dan koran
itu agar bisa digunakan kembali
v Memisahkan sampah organik dan non-organik. Sampah organik dapat
diolah menjadi kompos. Sampah non-organik dapat diolah menjadi barang yang
bermanfaat
4.
Replace
(mengganti) teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang
yang hanya bisa dipakai seklai dengan barang yang lebih tahan lama. Juga
telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan,
misalnya ganti kantong kresek dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan
pergunkan styrofoam karena kedua bahan ini tidak didegradasi secara alami.
Kertas daur ulang
a.
Alang-alang
Alang-alang
merupakan jenis rumput dan merupakan tanaman non-produktif, bahkan sebian orang
menganggap tanaman ini sebagai tanaman pengganggu. Bagi orag yang memiliki ide
kreativitas alang-lang justru merupakan tanaman yang dapat menghasilkan
pendapatan: yaitu sebgai bahan dasar pembuatan kertas.
b.
Hasil
kerajinan dari kertas limbah kotak perhiasan
Kotak
perhiasan terbuat dari kertas daur ulang dan limbah pertanian. Produk ini
dibuat dari tanaman hasil pertanian seperti batang pisang dan rumput
alang-alang yang telah diproses menjadi kertas dan dikombinasi dengan kertas
daur ulang. Untuk hiasannya bisa menggunakan bahan rempah-rempah seperti lada,
ketumbar, cengkeh. Setelah ditempel dan disusun pada kotak perhiasan ternyata
hasilny tampak astistik dan indah.
Daur
ulang sampah plastik
a.
Sampah
plastik
Adalah
buangan yang terbuat dari plastik yang sudah tidak terpakai dan tidak
bermanfaat. Sifat palastik yang tidak bisa membusuk, menjadikan palastik
memiliki keunggulaan dibandingkan bahan lain. karena keunggulannya digunakan
aktivitas sehari-hari seperti: perlengkapan rumah tangga, sekolah, kantor.
Secara sederhanan proses daur ulang sebagai berikut:
o
Plastik
dipisahkan berdasarkan jenis
o
Kemudian
plastik yang sudah disortir dibersihkan dengan sabun
o
Proses
selanjutnya, dihancurkan dengan mesin giling khusus menjadi serpihan plastik
yang namanya “flakes”.
o
Dari
flakes lalu dicuci dengan cairan kimia
o
Pemanasan
yaitu material yang telah bersih dari pengotor dilelehkan dengan suhu 200 C.
o
Penyaringan
dilakukan dengan lembaran besi yang dilubangi sebesar
Berikut
ini merupakan aksi nyata yang dilakukan masyarakat indonesia untuk mendaur
ulang sampah menjadi bahan yang lebih ekonomis:
1. Universitas Muhammadiyah Surabaya
membuat pameran karya dari bahan plastik bekas, di pelataran Kantor Rektor UMS,
hari ini, (3/3). Banyak hasil karya yang dibuat oleh Mahasiswa UMS Semester II
dari bahan plastik, seperti tutup galon air kemasan, botol air kemasan, serta
bahan yang tidak terpakai dari bahan plastik. Salah satu karya yang unik adalah
sebuah Jam dinding yang dibuat dari bekas tempat hardisk yang disulap menjadi sebuah
jam dinding cantik.
“Awalnya
banyak barang tak terpakai, salah satunya hardisk yang sering rusak. Akhirnya
saya berinisiatif menyulap hardisk ini mejadi sebuah jam dinding. Sehari sudah
jadi kok ga perlu lama membuatnya. Nah ini salah satu upaya saya sebagai
masyarakat yang peduli dengan sampah. Kita bisa memanfaatkan menjadi barang
unik jika kita jual juga bernilai tinggi,” ujar Rio, Mahsiswa UMS semester 2
Jurusan Arsitek.
Hal
ini juga bertujuan agar masyarakat bisa memanfaatkan Sampah atau barang bekas
di sekitarnya. “Tidak sekali pakai dibuang, dampaknya ya nanti pada lingkungan
kita. Banyak sampah yang tidak dimanfaatkan, padahal barang bekas juga bisa
menjadi Karya seni Yang inovatif,” tambahnya.
2. Warga desa Cijambe, Subang, Jawa
Barat mereka memanfaatkan sampah nonorganik seperti bungkus makanan dan minuman
produk untuk kerajinan tangan. Selain mengurangi volume ibu juga memetik
keuntungan lantaran kegiatan itu menghasilkan uang.
Mereka
mengaku terinspirasi memproduksi kerajina tangan dari keberagaman warga dengan
banyaknya sampah dilingkungan sekitar. Berbagai karya mampu mereka hasilkan
seperti tas, taplak meja, dan benda-benda unik lainnya. Tanpa diduga banyak
orang tertarik untuk membelinya. Produk-produk tersebut dijual seharga Rp. 5000
hingga Rp. 10.000 perbuah lalu, bagaimana mereka membuatnya?
Pertama,
bungkus makanan atau minuman dipilih sesuai jenisnya dan dibersihkan. Setelah
terkumpul, mereka menentukan benda yang akan dibuat. Selanjutnya,
bungkus-bungkus itu disatukan dengan cara dijahit. Guna mempercantik, kerajinan
itu dapat diberi hiasan. Misalnya, untuk tas diberi sambungan memakai lis dari
kain dan terakhir ditambahkan tali pegangan. Terbukti, dengan upaya dan
kreativitas benda yang semula tidak berguna mampu diolah menjadi benda
bermanfaat.
Selain
sampah yang dijadikan kerajinan, sisa-sisa hasil laut juga bisa dimanfaatkan
sebagai pupuk. Bahkan, setiap hari diekspor ke Jepang sebagai pupuk teh hijau.
Bisnis itulah yang dijalani warga Desa Tegalsari, Tegal, Jawa Tengah. Mereka
memanfaatkan limbah laut bak mutiara. Butiran tepung limbah laut yang
dihaluskan dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pupuk teh hijau.
Usaha
ekspor tepung limbah hasil laut digeluti warga Tegalsari sejak dua tahun silam.
Salah satunya, Anton. Melalui jaringan pemasok pakan ternak, ia membuka akses
ekspor pupuk teh hijau yang proses produksinya hampir sama dengan pembuatan
tepung pakan ternak. Kini, total ekspor pupuk tersebut mencapai 30 hingga 50
ton dengan omzet mencapai Rp 90 juta per bulan.
Dalam
sehari, Anton membutuhkan bahan baku limbah laut sedikitnya lima ton dan
menghasilkan tiga ton pupuk teh hijau. Prospek usaha pengolahan pupuk teh hijau
masih terbuka lebar. Pasalnya, Jepang menaruh kepercayaan yang besar dalam
produksi pupuk nonkimia. Faktor terpenting dalam berusaha adalah kejelian dan
kreativitas. Kemampuan itulah yang ditunjukkan Anton.Kemahiran berbisnis juga
ditunjukkan Ahmad Subagyo. Berawal dari sopir taksi, ia beralih menggeluti
usaha kerajinan kulit buaya di Merauke, Papua. Perlahan tapi pasti, Ahmad
meraih kesuksesan dalam bisnis ini.
Berbagai
koleksi yang terbuat dari kulit buaya dipajang di sebuah galeri miliknya.
Beberapa di antaranya adalah tas, dompet, sepatu, koper, sabuk, dan topi.
Benda-benda ini dijual dengan harga yang cukup bervariasi. Dompet yang terbuat
dari kulit buaya misalnya, dijual seharga Rp 250 ribu per buah. Sedangkan tas
wanita dijual seharga Rp 2,5 juta, koper Rp 5 juta. Sementara tas golf dihargai
Rp 10 juta.
Di
balik hasil karya ini, Ahmad mempekerjakan 13 orang yang terus membuat beragam
kerajinan dari kulit buaya yang dirintis sejak 1995. Dari usaha kecil-kecilan,
industri ini berkembang pesat. Kerajinan kulit buaya ini mampu menembus pasar
dunia seperti Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura dan Eropa. Omzet perjualan
per hari yang diterima berkisar antara Rp 2 juta hingga Rp 10 juta.(RMA/Tim
Liputan 6 SCTV)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sampah
merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya seuatu
proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses alam tidak ada
sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak
Sampah
dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas ketika dilepaskan
dalam dua fase yang disebut terakhir, terutama gas sampah dapat dikatakan sebagai
emisi. Semisi biasa dikaitkan dengan polusi.
Dalam
kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri
(dikenal dengan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi.
Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan
jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi. Upaya yang dilakukan
pemerintah dalam usaha mengatasi masalah saaat ini mendapat tanggapan pro dan
kontra
DAFTAR PUSTAKA
Didik Saruji, 2006 Kesehatan Lingkungan, Media Ilmu:
Surabaya.
Sejati Kuncoro, 2009, Pengolahan Sampah Terpadu, Yogyakarta:
Kanisius.
Makalah tentang Sampah, (Cirebon: 2011)
Masalah sampah di gunung dan taman nasional Indonesia
mengkhawatirkan, wartawan BBC Indonesia diakses pada 6 Mei 2016.
Memanfaatkan Sampah Menjadi Kerajinan Bernilai Ekonomis News
Liputan6.com. diakses pada 21 Mei 2016.
Reiskyana Tharsya, 2011, Mari Melakukan 3R, CV Taman
Belajar: Bandung.
[1]
Kuncoro Sejati, Pengolahan Sampah Terpadu (Kanisius: 2009, Yogyakarta), hal, 12
[2]
Didik Saruji, Kesehatan Lingkungan, (Surabaya : Media Ilmu, 2006), hal, 297
[3]
Masalah sampah di gunung dan taman nasional Indonesia mengkhawatirkan, wartawan
BBC Indonesia diakses pada 6 Mei 2016
[4]
Makalah tentang Sampah, (Cirebon: 2011)
[5]
Pengolahan Sampah Terpadu, hal 40-41
[6]
Tharsya Reiskyana, Mari Melakukan 3R (Bandung: CV Taman Belajar, 2011), hal,
8-9
[7]
Memanfaatkan Sampah Menjadi Kerajinan Bernilai Ekonomis News Liputan6.com.
diakses pada 21 Mei 2016
Posting Komentar
Posting Komentar